Parepare, katasulsel.com – Ada yang berbeda di Parepare. Di tengah hangatnya kontestasi pemilihan walikota dan wakil walikota, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kota Parepare menyiapkan panggung bagi para kandidat untuk benar-benar memaparkan visi mereka. Bukan sekadar debat—tapi adu gagasan yang akan menguji lebih dalam.
Dialog publik ini bakal digelar di hadapan aktivis dan tokoh masyarakat, menjadi ruang terbuka yang diinisiasi untuk mendengar pandangan kandidat secara langsung dan substansial. Anggota Dewan Pakar MD KAHMI Parepare, HA Rahman Saleh, mengungkapkan ide ini bukan tanpa alasan. Baginya, debat ala KPU yang baru-baru ini berlangsung terasa hambar. “Publik tidak dilibatkan penuh. Apa yang disebut debat publik justru jauh dari kenyataan. Rasanya lebih seperti cerdas cermat, dengan panelis yang tak sepenuhnya tahu seluk-beluk Parepare,” ungkap Rahman, Sabtu lalu di Warkop 588.
Tak ingin mengulang format yang sama, KAHMI mendesain dialog kali ini agar pemikiran para calon walikota dan wakil walikota dapat digali secara utuh. Rahman, mantan anggota DPRD Parepare, menegaskan bahwa debat harus menyentuh kebutuhan nyata masyarakat Parepare. “Bukan sekadar baca teks atau hafalan. Kami ingin lihat calon pemimpin yang paham betul persoalan di kota ini, bukan sekadar ide generik,” ujarnya.
KAHMI pun memilih jalur berbeda. Kali ini, panelis tak akan datang dari akademisi yang hanya bicara teori tanpa pijakan pada kondisi riil kota. “Kita panggil aktivis LSM, penggiat anti-korupsi, mereka yang hidup di akar rumput Parepare,” jelas Rahman. Dengan begitu, masyarakat bisa memahami pemimpin mana yang benar-benar punya nyali dan pemahaman tentang masalah-masalah lokal.
Wakil Ketua MD KAHMI Parepare, Muh Ali, menambahkan bahwa format ini akan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Ia optimistis, dengan format yang lebih mengakar, ide-ide kandidat dapat diramu sedemikian rupa agar mencerminkan kebutuhan warga Parepare. “Semua masyarakat Parepare diundang. Ini bukan cuma untuk tahu program, tapi agar mereka bisa mengidentifikasi sendiri siapa yang benar-benar mau membangun Parepare,” jelas Ali, yang juga mantan Ketua KNPI Parepare.
Di tengah hiruk-pikuk dan euforia politik, KAHMI ingin membedakan panggung ini dari perhelatan debat yang penuh formalitas. Parepare butuh pemimpin yang lebih dari sekadar pandai bicara. Dan KAHMI kini menawarkan panggungnya untuk menguji, siapa yang siap bekerja nyata bagi kota ini.(*)
Tinggalkan Balasan