banner 600x50

Makassar, 5 November 2024 — Perwakilan Kabupaten Enrekang sukses meraih pelbagai prestasi pada Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tingkat Sekolah Dasar se-Provinsi Sulawesi Selatan. Acara ini dilaksanakan di Hotel Novotel Makassar Grand Shayla, 3-5 November 2024.

Enrekang meraih Juara 1 lomba dongeng putri yang diwakili siswa SDN 107 Bangkala, Juara 2 lomba cerpen putri diwakili SDN 5 Pasui, Juara 2 lomba komedi tunggal putra diwakili SDN 51 Lebang, dan Juara 2 lomba komedi tunggal putri diwakili SDN Santunan.

FTBI ini digelar oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan.

FTBI tahun ini adalah edisi keempat sejak dimulainya program Revitalisasi Bahasa Daerah. FTBI tahun ini mengundang 293 peserta, 28 guru pendamping, serta 16 juri yang terdiri dari pakar bahasa, sastrawan, dan pegiat budaya daerah.

Pj Bupati Enrekang Marwan Mansyur memuji prestasi yang diraih siswa-siswi dan guru perwakilan Enrekang ini. “Prestasi ini membanggakan daerah, dan menunjukkan betapa besar potensi anak-anak kita, meraih banyak juara meski berlomba bukan dengan bahasa daerah sendiri,” kata Pj Bupati.

Wakil Enrekang memang masuk dalam kelas lomba bahasa Toraja. Meski begitu, Pj Bupati mengajak guru, siswa dan orangtua/wali agar terus melestarikan bahasa asli suku Massenrempulu, yakni Duri, Enrekang dan Maiwa.

banner 250x250

Sementara itu, Kadis Pendidikan Sulsel, Iqbal Najamuddin, menyampaikan bahwa bahasa daerah tidak hanya merupakan alat komunikasi, tetapi juga merupakan identitas budaya yang sarat dengan nilai-nilai luhur dan warisan nenek moyang.

“Program Revitalisasi Bahasa Daerah adalah bentuk komitmen untuk menjaga dan menumbuhkan kembali kebanggaan terhadap bahasa daerah. Melalui FTBI, kami mengajak anak-anak kita untuk mencintai dan bangga terhadap bahasa daerah serta kearifan lokal yang terkandung di dalamnya,” ujar Iqbal.

Kadis Pendidikan Jumurdin juga menegaskan komitmen terus melestarikan bahasa ibu, dalam proses pendidikan. Baik itu formal, non-formal, maupun informal.

Belajar bahasa ibu dapat mengoptimalkan kecerdasan dan kognitif anak, menstimulasi otak dan memudahkan anak-anak menguasai bahasa lain. Penggunaan bahasa ibu sejak dini juga akan menumbuhkan rasa hormat kepada lawan bicara, mengembangkan kecerdasan emosional dan empati, serta memperkuat identitas budaya suku Massenrempulu.

“Kita memegang prinsip Trigatra Bangun Bahasa, yaitu “Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing.” kata Jumurdin.

FTBI juga dihadiri Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Ganjar Harimansyah, Plt. Kepala Balai Bahasa Sulawesi Selatan, Dewi Pridayanti, dan ratusan peserta perwakilan kabupaten/kota se-Sulsel.