Sidrap, Katasulsel.com – Siang itu, Desa Compong dan Leppangeng di Kecamatan Pitu Riase, terasa hidup. Angin berembus sejuk, membawa harapan baru. Di bawah pohon-pohon rindang, warga berkumpul dalam jumlah yang tak sedikit.
Mereka datang untuk mendengarkan satu hal: janji perubahan. Pasangan calon bupati dan wakil bupati Sidrap nomor urut 3, H. Mashur – H. Nasiyanto (HAMAS NA), hadir di sana untuk berdialog, mendengarkan, dan membawa visi baru.
H. Mashur berdiri dengan tenang, tersenyum hangat pada setiap orang. Wajahnya menyiratkan keseriusan, tetapi juga kedekatan. Ini bukan kunjungan pertama, dan warga tahu itu. Di sinilah HAMAS NA berusaha mendengarkan hati mereka, bukan hanya telinga.
“Pak, tolong, harga jagung jangan naik turun seperti kemarin,” seorang warga tua mengajukan suara dengan semangat. H. Mashur mendengar, tanpa jeda menjawab, “Saya paham, Pak. Kami akan perjuangkan agar harga jagung stabil. Bukan janji kosong, tetapi komitmen kami untuk Sidrap.” Suaranya rendah namun penuh makna.
Kemudian datang permintaan yang lebih besar. Warga desa ingin ada pabrik jagung besar di wilayah itu.
“Bayangkan, Pak, kalau ada pabrik, kita tak perlu lagi menjual murah ke daerah lain,” ujar seorang pemuda.
H. Mashur mengangguk, matanya menunjukkan pemahaman. Ia berbicara tentang rencana masa depan, peluang ekonomi lokal yang akan dibuka, dan harapan mereka akan terwujud jika mereka bersatu.
Namun, tak hanya ekonomi yang jadi sorotan. Permintaan datang bertubi-tubi: pembangunan masjid baru di Compong, lampu jalan Leppangeng, sekolah agama Islam, dan perbaikan jalan yang mulai rusak di kedua desa itu.
Seorang ibu menyuarakan harapan, “Kalau ada masjid dan sekolah agama, anak-anak kami bisa belajar lebih dekat.”
H. Mashur tidak hanya mendengar. Dengan sabar ia menjawab satu per satu. “Masjid akan kita bangun. Jalan akan kita perbaiki. Kami ingin Compong menjadi desa yang terang, aman, dan sejahtera,” ucapnya.
Pertemuan itu bukan sekadar kampanye; ia lebih seperti percakapan keluarga. HAMAS NA mengingatkan mereka agar tak salah pilih. “Kami tidak menjanjikan langit, tetapi kami akan bekerja untuk Sidrap,” tegas H. Mashur.(*)
Sore itu, warga pulang dengan wajah penuh harapan. Di Desa Compong, angin perubahan berhembus lembut. Angin yang membawa janji: bukan sekadar kata, tetapi langkah nyata untuk Sidrap yang lebih baik.(*)
Tinggalkan Balasan