Saat menerima paket, seorang nenek, dengan tangan gemetar, berkata lirih, “Saya tidak menyangka. Terima kasih, Nak… Tuhan yang membalas.” Suaranya bergetar, matanya basah, penuh rasa syukur.
Barangkali, dalam hidupnya, jarang ada yang datang untuk berbagi. Namun hari itu, ia tak sendiri.
Matahari perlahan mulai turun, seakan merendah menyaksikan senyum-senyum penuh rasa haru.
Warga yang awalnya malu kini sedikit demi sedikit menebar senyum. Meski singkat, momen itu berharga, meninggalkan bekas di hati mereka.
Pukul 17.15 WITA, kegiatan selesai dalam keadaan tertib. Para personel Sat Reskrim berpamitan, meninggalkan secuil kebahagiaan di hati setiap warga yang menerima.
Entah kapan mereka akan kembali, tapi satu yang pasti—kehadiran mereka hari itu memberi cerita yang akan diceritakan kembali, meski hanya sekilas.
Kelurahan Sidenreng kembali tenang, namun ada cahaya baru di sana, di hati yang tadinya kerap dirundung kesepian.(*)
Tinggalkan Balasan