Menariknya, panitia pun memiliki hati. Para pelamar yang sakit, penyandang disabilitas, dan ibu hamil diberikan prioritas. Mereka dibimbing menuju ruangan khusus, jauh dari hiruk-pikuk, dengan kenyamanan yang lebih terjaga.
Tes ini lebih dari sekadar angka dan soal. Ini adalah momen perjuangan. Satu kesempatan menuju masa depan yang diidamkan. Sebuah harapan yang tak sekadar diucap, tetapi kini diuji dalam diam dan ketekunan.
Di luar gedung, keluarga menunggu, berharap, dan berdoa. Waktu terus berputar. Sementara, di dalam, nasib sedang ditentukan.(*)
Halaman
Tinggalkan Balasan