Tindaknnya ‘gercep’ dan terpola mengarahkan personel. Tanpa ragu, ia mengisyaratkan arah untuk tiap kendaraan, memastikan setiap mobil tersusun rapi, seolah menjadi bagian dari coreografi , ahli seni pencipta gerakan di malam itu.
Di dalam ruang debat, ratusan pasang mata tertuju ke panggung. Namun di sudut belakang, tak jauh dari pintu utama, berdiri dua sosok yang tak kalah sigap: Fantry dan Awaloeddin.
Tanpa tempat duduk, keduanya memilih mengawasi dengan penuh ketelitian, memastikan setiap detik berjalan lancar.
Sorot kamera Fajar TV melintasi kerumunan yang tertib, menampilkan keindahan yang tak biasa dari sebuah debat politik yang umumnya tegang dan riuh.
Massa begitu tertib, duduk dengan rapi, mengikuti jalannya acara tanpa keributan.
Aksi di Balik Panggung, Damai di Tengah Perdebatan
Pada momen-momen penting, ketika argumen menggelegar dari podium, suasana tetap aman dan nyaman.
Fantry dengan penuh kewaspadaan memantau dari belakang, mata dan telinganya mengamati, mencatat setiap pergerakan. Sesekali ia berbisik ke rekan petugasnya, memastikan bahwa semua sesuai rencana.
Malam itu, tak ada satu pun keributan yang mengusik jalannya debat.
Bahkan ketiga calon bupati, masing-masing Muh Yusuf Dollah, Syaharuddin Alrif, dan Mashur, menyempatkan diri memberikan komentar usai acara.
Tinggalkan Balasan