Jakarta, Katasulsel.com — Kemewahan hidup A.M. Sonneveld, sosok terpandang di kalangan elit Batavia (Sekarang bernama Jakarta, red), ternyata menyimpan rahasia kelam.

Mantan perwira KNIL dan kepala bagian di Nederlandsch-Indie Escompto Maatschappij ini, yang dikenal gemar berpesta di Societeit Harmoni, mendadak menjadi buruan polisi.

Awal September 1913, media Hindia Belanda gempar dengan berita tentang pencurian besar-besaran yang dilakukan Sonneveld. Pria berusia 45 tahun itu mencuri uang nasabah bank senilai 122 ribu gulden, setara dengan 73 kilogram emas atau sekitar Rp87 miliar dalam nilai saat ini.

Dari Kehormatan ke Kejahatan

Sonneveld, yang sebelumnya menerima penghargaan dari Ratu Belanda atas jasanya sebagai perwira militer, menikmati kehidupan mewah usai pensiun dini. Gajinya di bank swasta terbesar cukup untuk membiayai gaya hidup kelas atasnya. Namun, itu belum cukup.

Sonneveld bermain kotor, memanipulasi transaksi nasabah untuk mengisi kantong pribadinya.

Investigasi internal bank menguak skema tersebut. Tanpa menunggu lama, Sonneveld dan istrinya kabur dari Batavia sebelum pihak berwenang berhasil menahannya.

Pelarian Panjang Berakhir Tragis

Penyelidikan intensif mengungkap perjalanan pelarian pasangan ini. Setelah kabur ke Bandung dan Surabaya, mereka berniat menuju Hong Kong.

Namun, langkah mereka terhenti setelah seorang teman Sonneveld membocorkan rencananya kepada polisi. Sesampainya di Hong Kong, mereka ditangkap dan diekstradisi ke Hindia Belanda.

Tas berisi sisa uang curian turut disita sebagai barang bukti. Di pengadilan, Sonneveld mengaku mencuri demi memenuhi gaya hidup mewahnya. Istrinya pun dinyatakan bersalah karena membantu menyembunyikan kejahatan.

Hukuman dan Akhir Cerita

Sonneveld dijatuhi hukuman lima tahun penjara, sementara istrinya menerima hukuman tiga bulan. Kisah ini menjadi peringatan keras di Hindia Belanda, mencatat A.M. Sonneveld sebagai pelaku pencurian terbesar pada masanya.

Ironisnya, “raja pesta” yang dahulu dielu-elukan di lantai dansa kini menjalani hari-harinya di balik jeruji besi. (*)

Sumber: CNBC Indonesia