Keduanya dikenal sebagai pengusaha sukses yang memiliki pengalaman panjang dalam dunia bisnis. Mashur, putra asli Kulo di utara Sidrap, dikenal dekat dengan masyarakat petani dan memiliki koneksi kekerabatan yang kuat di Panca Rijang dan Baranti.
Sementara Nasiyanto, yang berasal dari Tellu Limpoe, membawa pengaruh besar di wilayah Maritengngae dan Panca Lautang.
HAMAS NA menawarkan visi pembangunan Sidrap yang berfokus pada kemandirian ekonomi. Mereka berbicara tentang renovasi sekolah, pembangunan rumah sakit regional, hingga pengembangan kawasan wisata Danau Sidenreng sebagai ikon baru Sidrap.
Pendekatan ini bertujuan menarik generasi muda dan kelompok produktif yang mendambakan perubahan berbasis inovasi.
Tiga pasangan ini hadir dengan kekuatan berbeda, baik dalam pendekatan program maupun strategi politik.
DOATA menawarkan program yang menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat miskin, seperti keringanan PBB, listrik gratis, dan bedah rumah.
SAR KANAAH membawa visi populis yang mencakup kesehatan gratis, stabilitas harga komoditas, dan penguatan sektor agraris.
Sementara itu, HAMAS NA lebih menonjol dalam membangun narasi ekonomi berkelanjutan melalui investasi pendidikan, pengembangan sektor wisata, dan penguatan infrastruktur desa.
Bersambung…
Tinggalkan Balasan