banner 600x50

Seorang bocah di Palembang, Devi Saputri (10), mengharukan hati banyak orang setelah memilih membawa pulang makanan gratis yang diberikan oleh polisi, bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk ibunya yang sedang menunggu di rumah bersama dua kakaknya yang juga lapar.

Oleh: Edy Basri (Pemred Katasulsel.com)

DI SEBUAH lorong kecil di Palembang, di tengah deretan rumah sederhana yang rapuh, hidup seorang gadis kecil bernama Devi Saputri.

Usianya baru 10 tahun, namun langkahnya terasa lebih berat dari usia yang seharusnya. Ia tak mengenal apa itu kenyamanan. Bagi Devi, kehidupan adalah tentang memberi, bukan meminta.

Pada 16 November lalu, di tengah acara pembagian makan siang gratis oleh Polda Sumsel, Devi memilih untuk tidak makan. Bukan karena tidak lapar, tapi karena hatinya lebih besar dari piring yang disodorkan.

Makanan itu akan ia bawa pulang. Bukan untuk dirinya, tapi untuk ibunya yang sedang menunggu di rumah. Dan dua kakaknya yang pasti juga lapar. Itu bukan hanya keputusan, itu adalah tindakan penuh cinta.

Seorang anak yang tahu bahwa keluarganya lebih membutuhkan daripada dirinya.

banner 200x200

Video itu beredar di Instagram. Dan seperti halnya kisah-kisah kemanusiaan yang selalu menggetarkan, Devi menjadi simbol dari keberanian yang sederhana, namun luar biasa.

Dan, di situlah gerak cepat Ikatan Wartawan Online (IWO) dimulai. Ketua Umum IWO, Teuku Yudhistira, melihatnya. Tanpa ragu, ia langsung menginstruksikan Ketua PW IWO Sumsel, Rainaldy Stanza, untuk turun ke lapangan, ke kediaman Devi.

Aksi sosial ini bukan hanya bentuk bantuan, tetapi juga sebuah pengingat bahwa kepedulian tak boleh menunggu viral.

Kita Makhluk Sosial, Saling Membantu Itu Kewajiban

Ronald, sapaan akrab Rainaldy, tiba di kediaman Devi dengan bantuan yang dibawa tim IWO. Sebuah paket harapan, yang mungkin tak banyak, tetapi bisa meringankan beban yang ada.

Ia berdiri di sana, berbicara dengan penuh haru. “Kita semua makhluk sosial, sudah sepatutnya saling membantu,” katanya.