Ucapannya sederhana, namun menggugah. Di dunia yang sibuk dengan kepentingannya masing-masing, ia mengingatkan kita bahwa tidak ada yang lebih penting dari rasa peduli.
Di sisi lain, ibu Devi, Suryati, dengan mata yang berkaca-kaca, mengucapkan terima kasih. Air matanya jatuh. Bukan hanya karena bantuan materi, tetapi karena dunia seakan memberikan sedikit angin segar di tengah teriknya kehidupan.
“Terima kasih banyak atas perhatian dan bantuan yang diberikan. Semoga semuanya menjadi berkah,” ucapnya lirih, seolah tak percaya kebaikan masih datang untuk mereka.
Jangan Tunggu Viral Baru Bertindak
Ronald tak hanya membawa bantuan. Ia juga membawa pesan. Pesan yang keras dan penuh makna. “Jangan tunggu viral, jangan tunggu baru bergerak,” tegasnya.
Sebuah panggilan bagi pemerintah, bagi masyarakat, bagi kita semua. Jangan biarkan sebuah kisah seperti Devi menjadi alasan kita untuk peduli.
Pedulilah sebelum cerita itu menjadi viral. Pedulilah sebelum kita menjadi saksi penderitaan.
Kisah Devi ini, walaupun sederhana, menyentuh hingga ke dasar hati. Ia bukan hanya menunjukkan betapa besar cinta seorang anak kepada ibunya, tetapi juga mengingatkan kita bahwa banyak keluarga yang membutuhkan uluran tangan.
Mereka bukan hanya angka dalam statistik kemiskinan. Mereka adalah manusia dengan harapan yang sama: ingin hidup lebih baik.
Kepedulian Kolektif yang Menggerakkan
Devi, dengan segala keterbatasan yang ada, menunjukkan kepada dunia bahwa dalam kesulitan, ada selalu ruang untuk berbagi.
Tinggalkan Balasan