Bone, katasulsel.com – Konflik di SDN 2 Manurunge, Kabupaten Bone, menjadi sorotan setelah seorang oknum guru berinisial HM diduga melakukan pungutan liar (pungli) berkedok arisan.
Tuduhan ini diperburuk dengan klaim intimidasi dan diskriminasi terhadap guru pengajar lainnya. Imbasnya, kegiatan belajar mengajar terganggu, bahkan sejumlah siswa terpaksa tidak masuk sekolah.
“Tak Ada Solusi, Anak Kami Jadi Korban!”
Pada Minggu (19/11), puluhan orang tua murid dan guru yang tergabung dalam aliansi peduli SDN 2 Manurunge meluapkan kemarahan mereka di Gedung DPRD Bone. Mereka menyuarakan keluhan dan menuntut tindakan tegas terhadap oknum guru tersebut.
“Kami sudah tidak tahan lagi! Kalau tidak ada tindakan, kami yang akan memindahkan anak kami ke sekolah lain,” kata seorang orang tua dengan nada penuh emosi.
Hal senada diungkapkan Asdifah, bendahara komite sekolah. Ia menyebut ulah HM telah membuat banyak orang tua khawatir dan merasa tidak nyaman. “Anak saya sampai dua minggu tidak masuk sekolah gara-gara masalah ini belum selesai,” ungkapnya.
Aliansi Peduli SDN 2 Manurunge Diterima DPRD
Keluhan mereka disambut oleh Ketua Komisi IV DPRD Bone, Khairul Amran, yang didampingi sejumlah anggota komisi.
Tinggalkan Balasan