Publik pantas mempertanyakan keakuratan metode pengambilan data kedua lembaga tersebut,” ujar Andi Ali Armunanto, pengamat politik Universitas Hasanuddin.
Faktor yang Mendorong Dominasi MULIA
Keunggulan Munafri Arifuddin tidak terlepas dari rekam jejaknya sebagai sosok yang dikenal luas di Makassar.
Dua kali maju dalam Pilwalkot sebelumnya, ditambah perannya sebagai mantan pemimpin PSM Makassar, membuat popularitasnya sulit disaingi.
Selain itu, dukungan dari Ilham Arief Sirajuddin, mantan Wali Kota Makassar yang juga suami Aliyah, menjadi kekuatan besar di balik kampanye pasangan ini.
Tagline “Wattunnami” (sudah waktunya) yang digunakan pasangan MULIA juga dinilai berhasil membangun narasi kuat bahwa inilah momen Munafri untuk memimpin Makassar.
Blunder Bisa Mengubah Hasil
Namun, kemenangan MULIA belum sepenuhnya aman. Rizal Pauzi, pengamat politik, mengingatkan bahwa angka migrasi suara di Kota Makassar masih tinggi, mencapai 20 persen.
“Pemilih pragmatis sangat berpotensi mengubah peta politik di hari pencoblosan. Kesalahan strategi atau blunder selama masa tenang bisa berakibat fatal,” kata Rizal.
Selain itu, laporan tentang dugaan survei dilakukan di basis pendukung masing-masing pasangan semakin memanaskan suasana.
Bersambung…
Tinggalkan Balasan