“Peristiwa ini mencoreng nama institusi. Hukum akan ditegakkan tanpa pandang bulu untuk memulihkan kepercayaan masyarakat,” ujar Budi Gunawan dalam konferensi pers.
Tragedi ini memicu reaksi keras dari masyarakat. Banyak pihak mendesak Polri untuk melakukan perombakan sistem pengawasan senjata api, termasuk uji psikologi berkala dan evaluasi kesehatan mental anggota.
Pengawasan yang lebih ketat dianggap penting untuk mencegah peristiwa serupa.
Selain itu, tekanan juga datang agar Polri meningkatkan transparansi dalam menangani kasus ini. Tragedi Solok Selatan dinilai sebagai momentum introspeksi besar untuk memperbaiki mekanisme internal.
Kasus ini menjadi ujian berat bagi institusi Polri. Transparansi dan kecepatan dalam menangani tragedi ini akan menjadi tolok ukur sejauh mana reformasi di tubuh kepolisian dapat dijalankan.
Apakah tragedi ini mampu membuka jalan bagi pembenahan menyeluruh? Atau justru akan menambah daftar panjang kegagalan pengawasan internal?
Semua mata kini tertuju pada langkah tegas Kapolri dan jajarannya. Akankah kasus ini menjadi titik balik menuju Polri yang lebih bersih dan berintegritas? (*)
Tinggalkan Balasan