Jakarta, Katasulsel.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Selatan melontarkan penolakan keras terhadap penyelenggaraan acara Djakarta Warehouse Project (DWP) yang dijadwalkan berlangsung di JIExpo Kemayoran pada 13-15 Desember mendatang.
Mereka menilai acara musik elektronik ini berpotensi merusak moral generasi muda dan mengancam tatanan sosial masyarakat.
Menurut HMI Jakarta Selatan, DWP sering disalahgunakan oleh sejumlah pengunjung untuk melakukan berbagai aktivitas negatif, mulai dari konsumsi minuman keras, penyalahgunaan narkoba, hingga perilaku seks bebas.
“Kami melihat DWP bukan hanya sekadar ajang musik, tetapi menjadi pesta bebas yang merusak moral anak bangsa,” tegas Ketua Umum HMI Cabang Jakarta Selatan, Agus Setiawan, dalam pernyataannya.
HMI juga mengingatkan peristiwa DWP tahun 2019, di mana ditemukan barang-barang terlarang seperti kondom dan narkoba. Temuan ini seharusnya menjadi sinyal peringatan bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bersikap lebih tegas.
“Pemerintah harus melihat dampak buruk dari acara ini dan segera mengambil langkah tegas untuk menghentikan penyelenggaraannya,” lanjut Agus.
Dengan slogan “Jakarta Beriman,” HMI menegaskan bahwa penyelenggaraan acara seperti DWP bertentangan dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dipegang masyarakat. Mereka mengajak seluruh elemen masyarakat, terutama umat Islam, untuk bersatu menolak kegiatan ini demi menjaga moralitas bangsa.
“Kami mengutuk keras acara ini. Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar, Indonesia seharusnya menjadi teladan dalam menjaga nilai moral, bukan membiarkan budaya luar merusak dengan mudah,” tandas Agus.
Penolakan terhadap DWP ini juga diiringi oleh kekhawatiran akan rusaknya generasi muda akibat budaya pesta bebas yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial. HMI Jakarta Selatan bertekad untuk terus mengawal isu ini dan mengajak semua pihak bersatu menolak DWP demi menjaga tatanan sosial di Jakarta dan Indonesia.
Aksi tegas ini menantang pemerintah dan masyarakat: Apakah kita akan membiarkan budaya merusak ini terus berlanjut?
Tinggalkan Balasan