Medan, Katasulsel.com – Isu pelanggaran hak tenaga kerja kembali menyeret nama besar PT PLN Icon Plus Regional Sumbagut ke sorotan. Perusahaan subholding PLN yang bergerak di bidang konektivitas dan teknologi kelistrikan ini diduga membayar gaji pegawai outsourcing berdasarkan Upah Minimum Kota (UMK) Medan tahun 2022, yang jelas-jelas sudah tidak relevan dengan aturan ketenagakerjaan saat ini.
Dugaan tersebut memantik kritik dari berbagai pihak, terutama karena UMK Medan tahun 2024 telah ditetapkan sebesar Rp3.769.082, jauh di atas UMK 2022 sebesar Rp3.370.645 yang hingga kini masih digunakan. Selisih gaji hampir Rp400.000 tersebut sangat berarti bagi pekerja di tengah lonjakan harga kebutuhan pokok.
Dugaan Pelanggaran UU Ketenagakerjaan
Praktik pembayaran upah di bawah standar minimum ini bertentangan dengan UU No. 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Perppu No. 2 Tahun 2022 serta PP No. 36 Tahun 2021 yang melarang pengusaha membayar upah lebih rendah dari upah minimum yang berlaku. Pelanggaran semacam ini bahkan berpotensi sanksi pidana, mulai dari penjara 1-4 tahun hingga denda Rp100-400 juta, sesuai peraturan ketenagakerjaan.
Menurut Bambang Syahputra, Sekjen Forum Masyarakat Pemantau Negara (Formapera), dugaan pelanggaran ini tidak hanya merugikan pekerja, tetapi juga mencerminkan lemahnya pengawasan dari pihak internal dan eksternal.
“Ini tindakan yang sangat memprihatinkan. Bayangkan, di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok, perusahaan sebesar PLN Icon Plus malah abai terhadap hak normatif pegawai outsourcing. Ini pelanggaran serius yang seharusnya tidak dibiarkan,” tegas Bambang.
Respons PLN Icon Plus yang Dipertanyakan
Ketika dikonfirmasi, Dirut PLN Icon Plus, Ari Rahmad Indra Cahyadi, awalnya membantah tuduhan tersebut. Namun, saat wartawan menunjukkan bukti, Ari justru memblokir akses komunikasi.
Sementara itu, Enrico H. Batubara, General Manager PLN Icon Plus Regional Sumbagut, mengaku belum mengetahui adanya dugaan pelanggaran ini. “Saya cek dulu pak, baru dengar ini. Setahu saya, semua pembayaran sudah sesuai UMP (Upah Minimum Provinsi) dan kami sangat patuh aturan,” ujar Enrico melalui pesan WhatsApp.
Bersambung…..
Tinggalkan Balasan