banner 600x50

Soppeng, katasulsel.com – Bayangan emas ternyata menyimpan ancaman maut bagi warga Soppeng, Sulawesi Selatan.

Aktivitas pertambangan masif di kaki Gunung Sewo, tepat di depan SMAN 4 Neneurang, menimbulkan kekhawatiran akan kerusakan lingkungan dan bahaya bagi ribuan jiwa.

Sekolah dan rumah warga kini berada di bawah bayang-bayang ancaman longsor dan polusi!

Bagaimana bisa? Pertambangan yang beroperasi di lokasi rawan bencana geologi ini diduga beroperasi tanpa pengawasan yang ketat.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Soppeng mengaku hanya mengetahui Izin Usaha Pertambangan (IUP) sedang dalam proses perpanjangan dan pengawasan berada di tangan provinsi.

ADVERTORIAL

Advertorial: UNIPOL

“Izinnya masih diurus di provinsi,” ujar Kepala DLH Soppeng, Ariyadin Arif, Kamis (19/12) dikutip dari Sulselinfo.com

Lebih mengejutkan lagi, konon perpanjangan IUP terakhir diawasi pada bulan Juli!

Artinya, selama berbulan-bulan, aktivitas pertambangan ini berjalan tanpa pengawasan yang memadai.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa pihak pengelola tambang, HBD (inisial), belum memberikan tanggapan terkait pertanyaan mengenai perizinan.

Heningnya pihak pengelola semakin menambah kecemasan warga.

Apakah ini pengabaian yang membahayakan nyawa?

Apakah keuntungan ekonomi harus dibayar mahal dengan resiko bencana lingkungan yang mengancam generasi penerus bangsa?

Pertanyaan-pertanyaan ini masih menggantung di udara, sementara aktivitas pertambangan terus berlanjut.

Kita tunggu saja, apakah ada pihak yang berani bertanggung jawab sebelum bencana besar melanda Soppeng? (*)