banner 600x50

Enrekang, Katasulsel.com – Festival Pantun Nusantara digelar di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Beberapa negara serumpun ikut dalam lomba tersebut, seperti Thailand, Malaysia, Brunei Darussalam dan Indonesia. Acara berlangsung selama dua hari, 21-22 Desember 2024. Sedangkan acara penganugrahan berlangsung di Gedung Langen Sasana TMII, Ahad Malam (22/12/2024) lalu.

Acara ini diadakan oleh Perkumpulan Rumah Seni Asnur (PERUAS) bekerjasama dengan Anjungan Riau TMII dan didukung penuh oleh Kementrian Kebudayaan Indonesia.

Berbagai kegiatan dihelat, mulai dari Pawai Pantun Nusantara di area TMII, Seminar Pantun Internasional, Lomba Pantun Nusantara, hingga Pemberian Anugrah kepada Penulis Pantun Terbaik untuk tingkat SD, SMP, dan SMA.

Diberikan pula anugerah kepada sekolah dan guru penggerak literasi pantun dari Malaysia dan Indonesia. 

Untuk lategori pantun terbaik tingkat SD dimenangkan oleh Faizah Muthaharah, Siswi Kelas IV Sekolah Dasar  Islam Terpadu, Al-Furqan, Batili, Enrekang.

ADVERTORIAL

Advertorial: UNIPOL

Selain itu, untuk kategori lembaga pendidikan dengan pantun terbanyak, Pondok Pesantren Darul Falah, Batili, Enrekang menjadi terbanyak ke-4, dengan mengirim sebanyak 18 pantun. 

Karena itu Direktur Pondok Pesantren Darul Falah Enrekang, Ustadz Bahrun Sindang juga mendapat penghargaan sebagai Pimpinan Pondok Pendukung Literasi Pantun, selain itu Guru  SMAN 2 Enrekang, Ibu Fatmawati juga mendapat penghargaan sebagai salah satu guru teladan penggerak literasi pantun di Indonesia.

Dr Ilham Kadir yang hadir mewakili Direktur Pondok Pesantren Darul Falah Enrekang dalam menerima anugerah sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Pendukung Literasi Pantun tidak menyangka jika Enrekang bisa naik panggung. 

“Ini acara dihadiri lima negara, apalagi Malaysia dan Riau, mereka memang sudah jago literasi pantun sejak buaian hingga tua. Sementara kita baru mulai belajar, namun hasilnya di luar dugaan”, jelas Guru Pesantren Darul Falah ini.

Pimpinan Baznas Enrekang ini juga menyampaikan bahwa pantun itu merupakan warisan budaya non benda yang telah diakui UNESCO, pemiliknya Indonesia dan Malaysia.

Dan terpenting, pantun adalah salah satu sarana berdakwah yang sangat efektif, dan memberi wejangan, pengajaran, petuah, sindiran, satire, dengan bahasa yang tepat dan menyenangkan. 

“Mari jadikan pantun sebagai media dakwah, dengan diksi-diksi yang menyenagkan,” jelas Sekum MUI Enrekang itu.
Dan selamat untuk para peserta Festival Pantun Nusantara, terutama asal Enrekang yang kembali mengharumkan nama Kabupaten Enrekang dan Sulawesi Selatan.

Untuk Sukawesi Selatan, hanya Enrekang yang mampu membawa siswanya naik panggung menerima penghargaan tertinggi sebagai penulis pantun terbaik Nusantara.(*)