banner 600x50

Jakarta, Katasulsel.com – Budaya asing yang masuk ke Indonesia harus disaring dengan bijak. Hal ini disampaikan Direktur Bina Ideologi, Karakter, dan Wawasan Kebangsaan Kemendagri, Dr. Eka Endamia Surbakti, dalam diskusi publik Refleksi Akhir Tahun DPW IP-KI DKI Jakarta, Senin (23/12/2024).

“Budaya asing tak bisa dihindari. Namun, kita harus memastikan budaya itu tidak mengikis nilai sosial dan tradisi luhur bangsa,” kata Eka di Gedung Juang 45, Jakarta Pusat.

Nilai Gotong Royong Memudar

Eka menyoroti memudarnya semangat gotong royong. Ia mencontohkan tradisi membersihkan lingkungan, yang dulu dilakukan secara kolektif, kini semakin jarang.

“Kalau dulu, masyarakat rutin bergotong royong sebulan sekali. Sekarang, tradisi ini hampir hilang,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan data penurunan capaian Revolusi Mental selama satu dekade terakhir. Tren ini menunjukkan berkurangnya penerapan nilai kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.

ADVERTORIAL

Advertorial: UNIPOL

“Penurunan ini jadi tantangan besar untuk menghidupkan kembali karakter bangsa,” tegas Eka.

Kembali ke Pancasila

Eka menekankan, budaya asing yang masuk harus sesuai nilai-nilai Pancasila. Tradisi khas bangsa tidak boleh hilang akibat pengaruh luar.

“Kita tidak bisa menolak budaya asing, tapi harus disesuaikan dengan nilai lokal. Pancasila adalah pedoman hidup kita,” tambahnya.

Ia mengajak masyarakat kembali menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila. Menurutnya, menjaga tradisi dan nilai sosial adalah kunci mempertahankan keutuhan bangsa.

“Gotong royong adalah identitas kita. Kalau hilang, kita kehilangan fondasi utama yang menyatukan Indonesia,” ujar Eka.

Dengan langkah ini, Eka yakin Indonesia akan tetap kokoh menghadapi globalisasi tanpa kehilangan jati diri. (*)

Untuk selengkapnya berita ini, Anda dapat menyaksikan melalui liputan visual tim liputan kami dari Redaksi Jakarta… Klik link berikut: https://youtu.be/0yYv4H2fh3s