Tuberkulosis atau TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini tidak hanya menyerang paru-paru, akan tetapi juga dapat memengaruhi organ tubuh lainnya seperti tulang, otak, ginjal, dan hati.
TB menjadi salah satu masalah kesehatan global yang serius karena penyebarannya yang mudah dan dampaknya yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Menurut WHO Global Tubercolusis Report Tahun 2023, estimasi angka kejadian TBC di Indonesia sangat tinggi yaitu sebanyak 1.060.000 kasus atau setara dengan 385 kasus per 100.000 penduduk.
Pemerintah Indonesia melalui program nasional Eliminasi TB 2030 terus berupaya untuk menekan angka kasus ini. Pemerintah berkolaborasi dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk organisasi profesi seperti Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI).
Program Nasional Pencegahan Tuberkulosis
Pemerintah Indonesia telah mencanangkan Program Eliminasi TB 2030 yang melibatkan berbagai upaya strategis, antara lain:
- Peningkatan deteksi dini kasus TB.
- Pengobatan TB yang berkualitas dengan pengawasan ketat.
- Promosi kesehatan dan edukasi kepada masyarakat.
- Dukungan aktif dari organisasi kesehatan, tenaga medis, dan pemerintah daerah.
Untuk memastikan keberhasilan program ini, pemerintah mengajak berbagai elemen masyarakat untuk terlibat. Termasuk juga organisasi profesi seperti PAFI Bengkulu Selatan yang berperan penting dalam pencegahan dan pengendalian TB di daerah.
Peran PAFI Bengkulu Selatan dalam Pencegahan Tuberkulosis
PAFI Bengkulu Selatan merupakan bagian dari Persatuan Ahli Farmasi Indonesia, organisasi profesi yang menaungi tenaga farmasi di Indonesia. Dalam mendukung Program Nasional Pencegahan TB, PAFI Bengkulu Selatan (pafibengkuluselatankab.org) aktif melakukan berbagai upaya strategis, di antaranya:
Edukasi dan Penyuluhan Masyarakat
PAFI Bengkulu Selatan berperan dalam memberikan edukasi mengenai bahaya TB, cara penularan, dan pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan rutin. Penyuluhan ini dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan, sekolah, dan komunitas untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan penyakit TB.
Pengawasan Pengobatan TB
Salah satu peran utama tenaga farmasi adalah memastikan kepatuhan pasien terhadap pengobatan TB yang berlangsung lama (minimal 6 bulan). Anggota PAFI Bengkulu Selatan turut serta dalam program DOTS (Directly Observed Treatment, Short-Course), yaitu pengawasan langsung agar pasien TB tidak menghentikan pengobatan sebelum selesai.
Optimalisasi Pelayanan Kefarmasian
PAFI Bengkulu Selatan memastikan ketersediaan obat anti-TB (OAT) di fasilitas kesehatan dan membantu pasien dalam memahami cara konsumsi obat yang benar. Ini penting untuk mencegah resistensi obat dan meningkatkan efektivitas pengobatan.
Kerja Sama dengan Pemerintah dan Lembaga Kesehatan
PAFI Bengkulu Selatan bekerja sama dengan dinas kesehatan dan puskesmas setempat untuk mendukung program deteksi dini TB dan pemeriksaan rutin, terutama di daerah terpencil yang sulit dijangkau.
Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Anggota
PAFI Bengkulu Selatan rutin mengadakan pelatihan bagi tenaga farmasi untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menangani kasus TB, mulai dari pemahaman tentang obat-obatan, cara edukasi pasien, hingga strategi penanganan TB MDR.
PAFI Bengkulu Selatan Turut Aktif dalam Mewujudkan Eliminasi TB 2030
PAFI Bengkulu Selatan tidak hanya berfokus pada pelayanan kefarmasian tetapi juga mengambil peran aktif dalam mewujudkan Indonesia bebas TB. Dengan dukungan tenaga farmasi profesional, PAFI turut membantu program pemerintah melalui:
- Pendataan dan pelaporan kasus TB di tingkat fasilitas kesehatan.
- Sosialisasi kampanye kesehatan TB bersama komunitas lokal dengan mengadakan bakti sosial skrining TB
- Penguatan koordinasi dengan tenaga medis lain untuk penanganan pasien TB secara holistik.
Kesimpulan
Tuberkulosis masih menjadi ancaman kesehatan serius yang perlu ditangani secara terpadu. Peran aktif organisasi seperti PAFI Bengkulu Selatan dalam mendukung edukasi, pengobatan, dan pengawasan TB menjadi salah satu kunci keberhasilan program pemerintah.
Melalui sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat terbebas dari penyakit TB dan mencapai target Eliminasi TB pada tahun 2030. Mari bersama lawan Tuberkulosis dengan deteksi dini, patuhi pengobatan, dan jadilah bagian dari Indonesia bebas TB.
Tinggalkan Balasan