banner 600x50

Jakarta, katasulsel.com — KPK mengguncang publik. Dugaan penyalahgunaan dana CSR Bank Indonesia (BI) menyeret nama besar.

Anggota DPR RI dari Komisi XI jadi sorotan. Aliran dana tak jelas arahnya, dituding masuk kantong pribadi, bukan untuk rakyat.

Heri Gunawan (Gerindra) dan Satori (NasDem) telah dipanggil. Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, tak main-main. “Kami mendalami apakah hanya mereka berdua atau lebih banyak lagi yang terlibat,” tegas Asep, Rabu (8/1).

Pernyataan Satori bikin gempar. Ia mengaku semua anggota Komisi XI menerima dana CSR BI. Pengakuan ini jadi bukti awal penyimpangan besar.

Satori mengklaim dana digunakan untuk program sosialisasi di daerah pemilihan (dapil). Namun, rincian kegiatannya masih gelap. “Dana lewat yayasan. Jumlahnya saya lupa,” ucapnya santai.

ADVERTORIAL

Advertorial: UNIPOL

KPK mendapati aliran dana melalui yayasan tertentu. Namun, penggunaannya jauh dari tujuan CSR sesungguhnya. Siapa penerima utama? Masih misteri.

KPK menggeledah Gedung Bank Indonesia dan lokasi strategis lainnya. Meski bukti terus dikumpulkan, kerugian negara belum diungkap.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, berjanji mendukung penuh penyelidikan. “Kami kooperatif, semua dokumen dan keterangan telah diserahkan,” tegas Perry. Ia mengklaim tata kelola CSR BI selalu transparan.

Kasus ini mencoreng citra wakil rakyat. Program CSR yang seharusnya memberdayakan masyarakat justru diselewengkan. Dugaan ini adalah tamparan keras untuk tata kelola negara.

Publik bertanya-tanya, sejauh mana korupsi ini merajalela? Apakah hanya Komisi XI atau lebih luas lagi? KPK diharapkan bisa membongkar tuntas. Skandal ini bukan sekadar uang, tapi kepercayaan rakyat yang dipertaruhkan.

Kasus ini menguak sisi gelap lembaga negara. KPK masih bekerja keras. Apakah akan ada nama besar lain yang jatuh? Semua mata tertuju ke KPK. Babak baru korupsi berbungkus CSR ini baru dimulai.(*)