Menteri Bahlil mengungkapkan bahwa proyek ini merupakan langkah nyata dalam mendukung transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
“Ini adalah salah satu proyek ketenagalistrikan terbesar di dunia yang kita resmikan bersama-sama. Pengembangan infrastruktur berbasis energi bersih secara masif menjadi kunci untuk mendukung swasembada energi dan mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen,” ungkap Bahlil.
Selain memperkuat ketahanan energi nasional, proyek ini juga membuka ribuan lapangan kerja baru dan mendukung pengembangan sektor industri di berbagai daerah.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo, menyatakan komitmen penuh PLN dalam mewujudkan pemerataan akses listrik dan mendukung visi pemerintah.
“PLN siap menjalankan penugasan dari pemerintah untuk memberikan akses listrik yang merata kepada masyarakat. Upaya ini juga menjadi langkah kami dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Darmawan.
Proyek ini mencakup berbagai teknologi canggih, termasuk PLTA dengan kapasitas 284 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) 29,98 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) 41,52 MW, PLTS 50,25 MW, PLTBm 27 MW, serta pembangkit berbasis gas dan uap. Infrastruktur ini tidak hanya menjadi solusi energi, tetapi juga simbol keberhasilan Indonesia dalam transformasi ke energi bersih.
Di tengah suasana optimisme, Presiden Prabowo menyampaikan harapannya untuk masa depan bangsa. “Kita memiliki sumber daya alam yang besar dan kemampuan untuk mentransformasikannya menjadi energi terbarukan. Inilah saatnya Indonesia memimpin di bidang transformasi energi global,” tutupnya.
Dengan proyek ini, Jatigede tidak hanya menjadi pusat listrik, tetapi juga pusat harapan. Langkah besar ini menjadi tanda bahwa Indonesia serius dalam perjalanan menuju masa depan energi yang berkelanjutan dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. (*)
Tinggalkan Balasan