“Kenapa ayah tidak bangun?” tanya si bungsu. Tak ada yang mampu menjawab.
Di luar, orang-orang berkumpul. Mereka tidak hanya meratap kepergian Basri, tetapi juga menanti jawaban: Mengapa ini terjadi? Siapa yang harus bertanggung jawab?
Sampai kapan pekerja migran harus pulang dalam peti, bukan dalam pelukan keluarganya?
Duka ini bukan hanya milik keluarga Basri. Ini duka bagi semua pekerja migran, bagi semua anak negeri yang mencari rezeki di tanah orang, dengan harapan bisa kembali ke rumah dengan selamat.
Tapi Basri pulang dalam peti. Sunyi. (*)
Halaman
- Air Mata Keluarga
- Anak Menunggu Ayah
- Basri Dalam Kenangan
- Basri Dan Keluarga
- Basri Pulang Dalam Duka
- Basri Tak Kembali
- Berjuang Di Negeri Orang
- Doa Untuk Basri
- Duka Di Riau
- Duka Di Tanah Air
- Duka Mendalam
- Jenazah Pekerja Migran
- Keadilan Untuk Basri
- Keluarga Menangis
- Kisah Pilu Basri
- Kisah Pilu Di Bandara
- Kisah Sedih Basri
- Nasib Pekerja Migran
- Nyawa Pekerja Migran
- Pekerja Keras Yang Pergi
- Pekerja Migran Berduka
- Pekerja Migran Indonesia
- Pulang Dalam Peti
- Pulang Tanpa Nyawa
- Tangis Di Bandara
- Tangisan Istri Dan Anak
- Tragedi Di Negeri Orang
- Tragedi Pekerja Migran
- Tragedi Penembakan
- Tuntut Keadilan
Tinggalkan Balasan