banner 600x50

Sidrap, Katasulsel.com – Pemerintah Kabupaten Sidrap menggelar rapat koordinasi membahas penyiapan lahan investasi peternakan sapi perah di wilayah Kabupaten Sidrap, Senin (28/1/2025).

Ini merupakan tindak lanjut pembahasan bersama Penjabat Gubernur Sulsel, Ketua Satgas Percepatan Investasi (Kajati Sulsel), Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, serta Staf Ahli Menteri Pertanian.

Rakor tingkat Kabupaten Sidrap dihadiri oleh Pj Bupati Sidrap, Idham Kadir Dalle, Ketua DPRD, H. Takyudin Masse, serta Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros, drh. H. Agustia.

Turut hadir pada acara di Rujab Bupati Sidrap tersebut, Asisten Pemerintah dan Kesra, Muhammad Iqbal, Kepala BPN Sidrap, Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bila, serta pihak terkait lainnya.

Disebutkan dalam rapat, untuk mendukung pengembangan peternakan sapi perah di Sulsel, Sidrap menyiapkan lahan sekitar 18.000 Ha yg terdiri dari lahan PT BULS, lahan kosong, serta beberapa lahan milik masyarakat.

“Ini menegaskan dukungan Sidrap terhadap pengembangan peternakan sapi perah di Sulsel,” ujar Idham.

Ia berharap pihak terkait dapat berkolaborasi untuk memastikan kesiapan lahan tersebut sesuai dengan kebutuhan pengembangan peternakan.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros, drh. H. Agustia mengungkap, penyiapan lahan mendukung salah satu program unggulan Presiden terpilih, yaitu makan bergizi dan minum susu gratis.

“Peningkatan produksi akan melibatkan pelaku usaha dalam negeri dan luar negeri untuk berinvestasi, sehingga memerlukan ketersediaan lahan yang cukup untuk area peternakan,” urai Agustia.

Dijelaskannya pula, ketersediaan lahan yang direncanakan akan melalui survei kelayakan oleh tim BBVet Maros bersama Dinas Peternakan dan Perikanan Sidrap, KPH Bila, dan sejumlah instansi terkait.

“Survei ini akan memastikan kesiapan lahan untuk mendukung investasi peternakan dari pelaku usaha dalam maupun luar negeri,” urainya.

Agustia juga mengutarakan, memperhatikan peran, permasalahan, tantangan dan peluang subsektor peternakan 10 tahun ke depan, diperlukan percepatan peningkatan produksi susu dan daging nasional.

“Hal ini dalam rangka menuju Indonesia Emas 2045 yang maju, adil, dan sejahtera,” tandasnya.