banner 600x50

Buton Utara, Katasulsel.com – Kasus dugaan penghalangan tugas jurnalis di Buton Utara kian menjadi sorotan. Sejumlah wartawan mengaku mengalami intimidasi saat meliput tes kejiwaan bagi calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kini, pihak Kepolisian Resor (Polres) Buton Utara tengah menyelidiki kasus ini.

Kanit Banit Tipidter Sat Reskrim Polres Buton Utara, Aipda Ahmad Efendi, membenarkan bahwa perkara ini masih dalam tahap penyelidikan.

“Masih dalam proses penyelidikan,” ujarnya singkat saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (7/2/2025).

Kasrun, salah satu jurnalis yang diduga mengalami penghalangan tugas, mengungkapkan bahwa dirinya bersama rekannya, Wa Ode Suniati, telah diperiksa oleh penyidik terkait insiden tersebut.

“Kami berdua sudah diinterogasi oleh penyidik,” ungkap Kasrun.

Insiden ini bermula saat tiga wartawan melakukan peliputan di luar Aula Bappeda Buton Utara. Saat mereka tengah mendokumentasikan daftar peserta tes kejiwaan PPPK, tiba-tiba seorang oknum berinisial A, yang diduga merupakan panitia, bertindak agresif.

“Dia merampas daftar hadir yang sedang kami dokumentasikan, lalu berbicara dengan nada tinggi, seolah ingin menakut-nakuti kami,” beber Kasrun.

Tindakan ini diduga kuat sebagai upaya menghalang-halangi kerja jurnalis, yang sejatinya dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Kasrun menegaskan bahwa dirinya dan rekan-rekan seprofesi tidak akan tinggal diam terhadap dugaan intimidasi ini.

“Kami menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Namun, ke depan, kami berharap tidak ada lagi oknum yang mencoba membungkam pers dengan cara-cara seperti ini,” tegasnya.

Hingga kini, pihak berwenang masih mendalami motif di balik aksi perampasan dan intimidasi tersebut. Apakah ini sekadar insiden spontan, atau ada kepentingan lain yang ingin ditutup-tutupi?

Kasus ini masih terus bergulir, dan publik menanti kejelasan dari aparat penegak hukum.(*)