![banner 600x50 banner 600x50](https://katasulsel.com/wp-content/uploads/2024/10/sebelum-konten.jpeg)
foto ilustrasi
Buton Utara, Katasulsel.com – Sebuah ironi menyelimuti Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara, yang seharusnya menjadi simbol kewibawaan pemerintah daerah.
Pada Senin (10/2/2025), Rujab ini dilaporkan dibobol maling, meninggalkan tanda tanya besar di tengah masyarakat. Sejumlah fasilitas penting, termasuk empat kasur dan satu unit pendingin ruangan (AC), dilaporkan hilang.
Peristiwa ini telah memicu penyelidikan intensif dari Kepolisian Resor (Polres) Buton Utara.
Kasi Humas Polres Butur, Iptu Hidha Nur W, mengonfirmasi laporan tersebut. “Iya, memang benar ada laporannya tadi,” ujarnya kepada wartawan.
Namun, hingga kini, detail waktu kejadian dan kronologi pasti masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan.
Dalam penelusuran awal, diketahui bahwa Rujab Bupati sering kali ditinggalkan dalam kondisi kosong.
Situasi ini bak rumah tanpa penjaga yang menjadi sasaran empuk bagi pelaku kejahatan.
“Kalau kejadian pastinya kapan dicuri kami belum bisa pastikan karena rumah itu juga sering ditinggalkan,” jelas Iptu Hidha.
Rumah yang seharusnya menjadi benteng kehormatan daerah ini kini justru menjadi panggung bagi aksi kriminal.
Kehilangan empat kasur dan satu unit AC bukan hanya soal nilai material, tetapi juga menunjukkan adanya celah dalam pengawasan fasilitas negara.
Kasus ini ibarat potret buram dari manajemen aset pemerintah yang membutuhkan perhatian lebih serius.
Kasus pembobolan ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang tingkat keamanan di wilayah tersebut.
Apakah ini hanya insiden tunggal atau bagian dari pola kejahatan yang lebih besar?
Masyarakat pun bertanya-tanya, bagaimana mungkin sebuah rumah jabatan yang seharusnya memiliki tingkat pengamanan tinggi bisa menjadi korban pencurian?
Polres Buton Utara kini memikul tugas berat untuk mengungkap kasus ini.
Penyelidikan yang dilakukan diharapkan tidak hanya membongkar siapa pelaku di balik aksi ini, tetapi juga memberikan gambaran lebih jelas tentang bagaimana insiden seperti ini dapat dicegah di masa depan.
Kasus ini seolah menjadi cermin bagi pemerintah daerah untuk mengevaluasi sistem pengelolaan dan pengamanan aset negara.
Rumah jabatan bukan sekadar bangunan fisik; ia adalah simbol kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Ketika simbol ini ternoda oleh aksi kriminal, maka wibawa pemerintah pun ikut dipertaruhkan.
Dalam dunia birokrasi, fasilitas negara adalah harta bersama yang harus dijaga dengan penuh tanggung jawab.
Kasus pembobolan Rujab Bupati Butur ini menjadi pengingat bahwa keamanan bukan sekadar formalitas, melainkan kebutuhan mendesak yang harus diprioritaskan.
Kini, masyarakat Buton Utara menanti hasil penyelidikan dengan harapan besar bahwa keadilan akan ditegakkan dan pelajaran berharga dapat dipetik dari insiden ini.
Sebab, keamanan bukan hanya soal menjaga barang, tetapi juga menjaga kepercayaan rakyat. (*)
Tinggalkan Balasan