banner 600x50

Buton Utara, katasulsel.com – Kejadian perampokan yang terjadi di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Buton Utara (Butur) baru-baru ini, menyisakan banyak pertanyaan. Empat kasur dan satu unit AC raib, seolah memecah kenyamanan yang seharusnya menjadi simbol kewibawaan daerah. Bagaimana bisa sebuah tempat yang diharapkan aman dari gangguan, justru dijebol begitu saja?

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB) Butur, Musrawan, tidak bisa menahan kekecewaannya. Menurutnya, kejadian ini adalah tamparan keras bagi marwah Kabupaten Buton Utara.

“Dengan kejadian ini, marwah Kabupaten Buton Utara tercoreng di mata publik,” ujar Musrawan dengan nada tegas, Senin (10/2/2025). Seharusnya, katanya, Rujab Bupati dilindungi dengan pengamanan ketat, tak hanya simbol, tapi juga bukti komitmen pemerintah menjaga martabat daerah.

Bagi DPD Pekat IB Butur, ini lebih dari sekedar pencurian. Ini adalah cerminan dari lemahnya sistem pengamanan yang ada, yang seharusnya menjaga wilayah yang penuh kehormatan ini. Kejadian ini bukan hanya merusak fasilitas, tapi merusak rasa aman yang seharusnya dirasakan oleh masyarakat Buton Utara.

“Masyarakat pasti merasa malu. Ini bukan hanya soal hilangnya barang-barang, tapi tentang kepercayaan yang luntur,” tambah Musrawan.

Dia menegaskan bahwa evaluasi sistem keamanan perlu dilakukan segera. Jangan sampai kejadian serupa mengulang di masa depan. Musrawan juga mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga marwah Kabupaten Buton Utara. “Lipu Tinadeakono Sara” (satu hati, satu tujuan) menjadi harapan agar semua pihak bergerak untuk memperbaiki keadaan.

Pemda Buton Utara dan aparat penegak hukum harus segera turun tangan. Publik pun menunggu tindakan nyata untuk mengungkap pelaku dan memastikan keamanan Rujab ke depan.

Sebagai catatan, sebuah wilayah yang seharusnya menjadi simbol kekuasaan, justru terpapar kelemahan. Keamanan adalah nafas dari sebuah pemerintahan. Jangan biarkan nafas itu terhenti karena kelalaian.

Laporan: Asman Ode