![banner 600x50 banner 600x50](https://katasulsel.com/wp-content/uploads/2024/10/sebelum-konten.jpeg)
Buton Utara, Katasulsel.com — Langit Buton Utara mendung, menyeramkan. Hujan deras mengguyur, menyerupai air mata yang tak terbendung.
Di sebuah rumah sederhana di Kelurahan Bangkudu, Kecamatan Kulisusu, sebuah tragedi menghancurkan ketenangan.
M (17), seorang gadis remaja, sedang bersiap mandi. Hati kecilnya tak menyadari bahwa maut mengintai.
Tiba-tiba, petir menyambar. Seolah dewa langit menurunkan amarahnya, menghancurkan tiang penyangga rumah.
M terhempas, tak berdaya. Dua anggota keluarganya yang berada di dalam rumah juga terkapar pingsan.
Enci, sepupu M, terbangun dari pingsannya. Dia merasakan sakit di tubuhnya, tertimpa kayu akibat sambaran petir.
“Saya berada di dalam kamar dan pingsan setelah tertimpa kayu. Setelah sadar, kami menemukan M tertelungkup dalam keadaan tidak berdaya,” ujar Enci, suaranya bergetar menahan duka.
M segera dilarikan ke Rumah Sakit Daerah Buton Utara, namun takdir berkata lain. Nyawanya tak dapat diselamatkan.
Hujan reda, namun duka menyelimuti keluarga M. Petir, simbol kekuatan alam yang tak terbendung, telah merenggut nyawa seorang gadis remaja, meninggalkan duka mendalam yang tak terobati. (*)
Tinggalkan Balasan