
Barru, katasulsel.com – Di balik kerasnya palu hukum, masih ada ruang untuk nurani. Di Aula Lantai 2 Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan, Selasa (18/2/2025), sebuah keputusan bersejarah diambil.
Bukan sekadar menegakkan aturan, tetapi juga mengembalikan keadilan dalam wajah yang lebih manusiawi. Inilah ekspose Restoratif Justice (RJ) yang mengubah jalan hidup seorang buruh lepas bernama Haris bin Jamaluddin.
Sabtu pagi, 7 Desember 2024, di sudut Pasar Sentral Pekkae, Kelurahan Tanete Rilau, Barru, Haris bin Jamaluddin memutuskan sesuatu yang mengubah hidupnya.


Matanya menangkap lima karung kantong plastik tergeletak di depan sebuah gudang. Entah apa yang terlintas di pikirannya saat itu, namun tangannya sudah lebih dulu bergerak. Barang itu diangkut, dibawa ke Kota Barru, dan dijual.
Tak butuh waktu lama, perbuatannya terungkap. Pemilik barang, Nadirah binti Idris, mengalami kerugian sekitar Rp3.340.000. Di atas kertas, ini jelas tindak pidana pencurian sebagaimana diatur dalam Pasal 362 Ayat (1) KUHP. Namun, di balik angka dan pasal, ada realitas yang lebih kompleks.

Tapi. Haris bukanlah seorang kriminal kelas kakap. Dia hanyalah buruh lepas yang mencoba bertahan hidup. Usianya 51 tahun, dengan dua anak perempuan berusia 10 dan 12 tahun yang masih membutuhkan kasih sayangnya.
Ia tinggal menumpang di rumah keluarga di Pasar Mattirowalie, tanpa jaminan penghasilan tetap.
Kejaksaan Negeri (Kejari) Barru melihat lebih dari sekadar kasus pencurian. Mereka melihat kehidupan, dampak sosial, dan kemungkinan untuk menyelesaikan persoalan ini dengan lebih bijak. Maka, mereka mengajukan permohonan Restoratif Justice ke Kejati Sulsel.
Haris baru pertama kali melakukan tindak pidana, bukan residivis.
Ancaman hukumannya di bawah lima tahun penjara.
Barang curian telah ditemukan dalam kondisi utuh.
Yang terpenting, korban Nadirah telah memaafkan.
Bersambung..
Tinggalkan Balasan