Sidrap, tanah yang dikenal dengan julukan Bumi Nene Mallomo, kini punya pemimpin baru. Syaharuddin Alrif, bersama pasangannya Nurkanaah.
Laporan: Edy Basri
KEDUANYA, resmi dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) hari ini, Kamis, 20 Februari 2025.
Prosesi pelantikan berlangsung megah di Istana Negara, Jakarta, langsung dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto. Ini tak biasa.
Dua nama ini, bukanlah wajah baru di kancah politik Sulawesi Selatan. Terutama Syaharuddin Alrif.
Dengan tagline kampanye mereka yang catchy, “SAROMASE” (yang berarti sejuk dalam bahasa Bugis, red), pasangan ini sukses merebut hati warga Sidrap pada Pilkada serentak 2024.
Mereka menang telak, mengalahkan dua rival kuat lainnya—DoaTa (Muh Yusuf-Muhammad Datariansyah Indra Hamzah) dan Hamas-Na (Mashur Bin Mohd Alias-Muhammad Nasiyanto).
Hasilnya? SAROMASE meraih 113.390 suara, hampir tiga kali lipat dari Hamas-Na (45.726 suara) dan jauh meninggalkan DoaTa yang hanya mengumpulkan 15.016 suara.
Kemenangan ini seperti badai politik yang menyapu bersih setiap keraguan.
Tak bisa dimungkiri, kemenangan ini bukan hanya soal popularitas Syaharuddin dan Nurkanaah semata.
Semua tahu. Di balik layar, ada sosok bernama H. Rusdi Masse (RMS), mantan Bupati Sidrap dua periode, yang menjadi “kingmaker” nya.
Nama RMS bak angin segar yang terus meniupkan optimisme di kalangan pendukung SAROMASE, hingga keduanya menjadi pemenang. Ini juga berarti, klan RMS kembali berkibar di Sidrap pasca klan Dollah Mando berkuasa selama 5 tahun.
Pasangan ini juga didukung oleh koalisi partai yang tak main-main. Sebut saja NasDem, PAN, PSI, Perindo, Gelora, Hanura, Demokrat, dan beberapa partai lainnya yang turut menyemarakkan mesin politik mereka.
Koalisi ‘gemuk’ ini menjadi fondasi kokoh yang menopang langkah mereka menuju kemenangan.
Namun, ingat. Kemenangan hanyalah satu hal. Memenuhi ekspektasi rakyat adalah cerita lain. Ini “PR’ besar. Besar sekali.
Pasangan SAROMASE telah menjanjikan 14 visi-misi yang dirancang untuk membawa Sidrap ke level berikutnya.
Dari pembangunan infrastruktur hingga peningkatan kesejahteraan masyarakat, janji-janji politik ini kini menjadi beban besar yang harus mereka tuntaskan selama lima tahun ke depan.
Bersambung…
Masyarakat Sidrap berharap banyak pada pasangan ini. Janji mereka bukan sekadar angin surga—ini adalah kontrak sosial yang harus ditepati.
Dalam dunia politik, janji adalah mata uang kepercayaan. Jika diingkari, nilainya akan jatuh bebas seperti kurs rupiah di tengah krisis ekonomi. Maka, keduanya tak boleh jalan sendiri. Merangkul, kolaborasi-adalah kunci.
Salah satu faktor utama yang membuat SAROMASE begitu dicintai adalah kedekatan mereka dengan masyarakat.
Syaharuddin dan Nurkanaah dikenal sebagai pemimpin yang tak segan turun ke lapangan, mendengar langsung keluhan rakyat kecil. Mereka bukan hanya duduk manis di balik meja birokrasi; mereka hadir di tengah-tengah rakyat, seperti pelita di tengah gelapnya malam.
Kedekatan ini menjadi modal sosial yang sangat berharga. Dalam dunia pemerintahan, kepercayaan rakyat adalah bahan bakar utama untuk menjalankan roda kebijakan.
Tanpa itu, bahkan rencana terbaik pun hanya akan menjadi dokumen mati di atas kertas.
Namun, perjalanan tidak akan selalu mulus. Sidrap masih menghadapi berbagai tantangan klasik seperti pengangguran, ketimpangan ekonomi, dan akses pendidikan yang belum merata.
Selain itu, dinamika politik lokal juga sering kali menjadi batu sandungan bagi pemimpin baru.
Syaharuddin dan Nurkanaah harus mampu memadukan visi besar mereka dengan eksekusi yang konkret.
Mereka perlu memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas, bukan hanya menjadi jargon politik belaka.
Dengan dilantiknya Syaharuddin Alrif dan Nurkanaah sebagai pemimpin baru Sidrap, harapan besar kini menggantung di pundak mereka.
Masyarakat menunggu bukti nyata dari setiap janji kampanye mereka. Apakah SAROMASE mampu menjadi angin segar yang membawa perubahan? Ataukah mereka akan terjebak dalam pusaran birokrasi yang sering kali memperlambat laju pembangunan?
Bersambung…
Hanya waktu yang bisa menjawab. Namun satu hal yang pasti: masyarakat Sidrap telah memberikan mandat besar kepada pasangan ini.
Kini giliran Syaharuddin dan Nurkanaah untuk membuktikan bahwa mereka layak menjadi pemimpin di tanah Nene Mallomo—tanah penuh sejarah dan harapan.
Seperti pepatah Bugis yang sering dikutip Nene Mallomo sendiri: “Resopa temmangingngi namalomo naletei pammase dewata”— hanya kerja keras tanpa lelah yang akan membawa berkah dari yang esa.
Semoga pasangan SAROMASE mampu menjadikan pepatah ini sebagai panduan dalam memimpin Sidrap menuju masa depan yang lebih cerah. Aamin, aamiin, aamiin ya robbal alamin. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan