Example 650x100

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sidrap telah berakhir, pemenang telah ditetapkan, dan kini saatnya menatap masa depan bersama. Syaharuddin Alrif dan Nurkanaah resmi mengemban amanah sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sidrap periode 2025-2030.

Laporan: Edy Basri

DALAM politik, kemenangan bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang bagaimana merangkul semua elemen untuk membangun daerah.

Example 300x500

Yang menarik pasca pelantikan para kepala daerah terpilih di Jakarta, rival utama Syaharuddin dalam kontestasi Pilkada Sidrap lalu, Muhammad Yusuf Dollah Mando alias Dony, menunjukkan sikap kenegarawanan yang patut diapresiasi.

Melalui akun Facebook pribadinya, Dony secara terbuka mengucapkan selamat kepada pasangan Syaharuddin-Nurkanaah serta menyatakan dukungannya untuk pemerintahan baru.

Gestur politik seperti ini jarang terjadi, namun menjadi contoh bahwa demokrasi tidak selalu tentang permusuhan, melainkan juga soal rekonsiliasi.

Reaksi publik terhadap sikap ini pun positif. Banyak pihak menilai suasana politik di Sidrap pasca-Pilkada berjalan adem dan kondusif. Beda sebelum-sebelumnya. Ini penting, sebab demokrasi yang sehat bukan hanya diukur dari proses pemilihan yang jujur dan adil, tetapi juga dari bagaimana semua pihak berlapang dada menerima hasilnya.

Pilkada adalah panggung pertarungan gagasan dan strategi, namun setelahnya, tak boleh ada sekat-sekat yang justru menghambat pembangunan.

Rivalitas harus berakhir di hari pemungutan suara, setelah itu yang utama adalah persatuan dan kolaborasi. Para elite politik harus menunjukkan kebesaran hati, karena mereka adalah teladan bagi masyarakat. Jika pemimpinnya rukun, rakyat pun akan tenang.

Kini, perhatian harus beralih pada bagaimana Syaharuddin Alrif dan Nurkanaah menahkodai Sidrap ke depan.

Janji kampanye harus direalisasikan, program kerja harus berjalan, dan yang tak kalah penting, membangun pemerintahan yang inklusif—merangkul semua pihak, termasuk mereka yang dulu berada di kubu berseberangan.

Demokrasi sejati bukan tentang siapa yang berkuasa, tapi tentang bagaimana kekuasaan digunakan untuk kemaslahatan bersama.

Sidrap butuh pemimpin yang mampu merajut kebersamaan dan itu sudah ada di depan mata. Sidrap Butuh pemerintahan yang tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada membangun kepercayaan dan harmoni sosial.

Pilkada kemarin, juga boleh saja panas, tapi pasca-Pilkada haruslah sejuk. Saatnya semua pihak melangkah bersama, mendukung pemimpin terpilih demi Sidrap yang lebih maju. Sidrap harus “berjaya”, masyarakatnya harus nyaman, tenang dan senantiasa bergembira dan berkecukupan. (*)