
Sinjai, Katasulsel.com – Dunia akademik kembali membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga dalam seni
Tim Debat Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMSR) 01, yang beranggotakan Rian Anggara (Administrasi Publik), Nuratika (Administrasi Publik), dan Muhammad Rizal (Teknik Pertanian), berhasil mengukir prestasi membanggakan dengan meraih peringkat ketiga dalam Kompetisi Nasional KOIN 2025.
Kompetisi yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Andalan dan Berprestasi KIP Kuliah Universitas Muhammadiyah Sinjai ini berlangsung pada 12-15 Februari 2025 dan menjadi ajang bergengsi bagi para akademisi muda di Sulawesi Selatan.

Sebagai salah satu pilar utama dalam tim, Rian Anggara menunjukkan kepiawaian dalam mengolah argumentasi dengan pendekatan berbasis analisis kebijakan
Mahasiswa program studi Administrasi Publik ini memiliki daya kritis yang tajam dalam mengaitkan isu-isu global dengan perspektif kebijakan lokal.
Dengan retorika yang kuat dan pemahaman mendalam terhadap tata kelola pemerintahan, Rian sering kali menjadi juru bicara utama dalam menyampaikan materi debat yang kompleks.
Dalam perjalanan menuju semifinal, Tim UMSR 01 tampil impresif dengan kemenangan krusial:
Babak 16 Besar (Pro): Negara berkembang sebaiknya memprioritaskan aliansi dengan China dibanding negara-negara Barat – Menang melawan Universitas Negeri Makassar.
Babak 8 Besar (Pro): Energi nuklir sebagai solusi terbaik untuk transisi energi bersih – Menang melawan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Semifinal (Pro): Negara maju memiliki kewajiban moral menerima lebih banyak pengungsi dari negara berkembang – Bertemu dengan LedHak Universitas Hasanuddin dan harus mengakui keunggulan lawan, sehingga gagal melaju ke final.
Keberhasilan UMSR 01 tidak datang secara instan. Tim ini menerapkan metode persiapan yang sistematis melalui sparring sessions dan mattering—dua pendekatan esensial dalam dunia debat.
Sparring digunakan untuk mensimulasikan pertandingan nyata, sementara mattering melibatkan riset mendalam terhadap berbagai isu yang masuk dalam daftar 30 mosi yang diberikan panitia.
Sebagai bagian dari strategi, Rian Anggara bersama timnya tidak hanya berfokus pada aspek argumentasi logis, tetapi juga menekankan teknik delivery yang efektif.
“Kami harus siap menghadapi kejutan mosi dengan waktu persiapan yang sangat terbatas. Kuncinya adalah memahami prinsip dasar setiap isu, lalu mengembangkannya secara sistematis dalam debat,” ungkap Rian.
Kompetisi seperti KOIN 2025 tidak sekadar menjadi ajang unjuk kemampuan, tetapi juga sarana bagi mahasiswa untuk mengasah pemikiran kritis dan keterampilan komunikasi.
Prestasi ini semakin lengkap dengan keberhasilan Nuratika meraih predikat Overall Best Speaker, membuktikan bahwa tim UMSR 01 memiliki kualitas individu yang mumpuni.
Dengan capaian ini, Rian Anggara dan timnya berharap dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berkompetisi di tingkat nasional dan internasional.
“Kami tidak akan berhenti di sini. Kami ingin membawa nama UMSR lebih jauh lagi dalam berbagai ajang akademik,” tambah Rian optimis.
Prestasi Tim UMSR 01 dalam KOIN 2025 menjadi bukti bahwa mahasiswa tidak hanya sekadar mengejar nilai akademik, tetapi juga memiliki daya saing intelektual yang mampu bersaing di kancah nasional.
Ke depan, semangat juang ini diharapkan semakin memperkuat tradisi keilmuan di dunia pendidikan tinggi, khususnya dalam bidang debat dan kajian kebijakan publik.(*)