Example 650x100

Gresik, katasulsel.com — Di tengah genangan air banjir yang merendam Desa Driyorejo, Gresik, terukir kisah haru yang mengetuk hati.

Martawi, warga Dusun Driyorejo, menghembuskan nafas terakhirnya di tengah bencana banjir yang melanda.

Video pemakaman Martawi yang beredar di media sosial menceritakan kisah pilu di balik bencana alam.

Warga harus menerjang banjir setinggi lutut untuk mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.

[related berdasarkan="tag" jumlah="3" judul="Baca Juga:" mulaipos="0"]

Air banjir yang kecokelatan menggenangi area pemakaman, membuat proses penggalian kubur menjadi perjuangan yang berat.

Example 300x500

Nisan-nisan yang terendam air seolah menceritakan kisah duka yang sama di masa lalu.

Seakan menyatakan bahwa air banjir bukan hanya menenggelamkan rumah dan harta benda, tapi juga menenggelamkan hati yang berduka.

“Air mata menggenangi makam,” seolah berbisik air banjir yang mengalir perlahan.

Kapolsek Driyorejo, Kompol Musihram, menceritakan bahwa pemakaman di tengah banjir itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB.

“Malam harinya (Senin, 24/2) juga ada yang meninggal dunia, kalau yang di video itu tadi siang sekitar waktu Dzuhur,” jelas Musihram.

Warga Driyorejo menunjukkan kekuatan dan kebersamaan di tengah bencana.

Mereka bersatu mengatasi hambatan yang ada, menggunakan triplek atau kayu untuk menghalangi air selama proses penggalian kubur.

Bencana banjir ini disebabkan oleh debit Kali Surabaya yang sangat tinggi.

Air luapan mengalir melewati saluran pembuangan air warga dan menggenangi permukiman. Ribuan rumah terendam banjir, dan kondisi belum surut hingga saat ini.

Kisah pemakaman di tengah banjir Driyorejo menjadi cerminan ketabahan dan kebersamaan di tengah bencana.

Air mata menggenangi makam, namun semangat dan kepedulian warga tetap menyala terang.(*)