
Ini membuktikan bahwa jalur udara masih menjadi favorit para pengedar untuk menyelundupkan barang haram.
Tak berselang lama, dua tersangka lainnya, MG (25) dan MJ (21), diringkus di Makassar. Warga Kelurahan Mangasa dan Jalan Sultan Alauddin ini terbukti membawa 172,4528 gram sabu.
Penangkapan mereka memperlihatkan bahwa jaringan narkoba di kota metropolitan Sulsel ini masih cukup kuat.

Penangkapan berikutnya terjadi di Kabupaten Sidrap, tepatnya di Jalan Poros Baranti pada 22 Februari. AS (32), seorang ASN di Rupbasan Kelas 1 Makassar, tertangkap dengan barang bukti 143,9 gram sabu.
Ini menambah panjang daftar pegawai negeri yang terseret dalam bisnis gelap narkotika.
Pada hari yang sama, polisi juga menangkap AR (20) di Desa Lombong, Sidrap. Pemuda ini kedapatan membawa 9 gram sabu.
Meski jumlahnya lebih kecil dibanding yang lain, tetap saja ini menjadi bukti bahwa peredaran narkoba telah merambah hingga ke pelosok desa.
Pada 24 Februari, giliran Kota Parepare yang menjadi lokasi pengungkapan. Di Jalan Andi Cangni, polisi meringkus HAY (24), warga asal Herlang, Kabupaten Gowa.
Barang bukti yang disita dari tangannya tak main-main: 518 gram sabu. Kota yang dikenal sebagai “Kota Cinta” ini rupanya tak luput dari jerat jaringan narkotika.
Bersambung…
Tinggalkan Balasan