
Buton Utara, katasulsel.com — Afirudin Mathara sudah resmi menjabat Bupati Buton Utara.
Di awal kepemimpinannya, mau tak mau, ia harus menghadapi sejumlah tantangan dalam memajukan daerahnya.
Salah satu tantangan terbesar yang akan dihadapi oleh Afirudin Mathara yakni minimnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dengan kapasitas fiskal yang terbatas, Bupati Afirudin ke depan harus mampu merancang strategi jitu
Tujuannya, agar program pembangunan tetap berjalan optimal dan kesejahteraan masyarakat meningkat.
Mengambil gambaran APBD Buton Utara Tahun 2024 setelah mengalami perubahan, yakni hanya sekitar Rp763,97 miliar. Jauh dari kata cukup.
Bukan hanya itu. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Buton Utara juga masih jauh panggang dari api.
Walapun PAD Buton Utara mengalami kenaikan sebesar 10 persen, namun angka ini juga dianggap masih jauh dari kata ideal jika dibandingkan dengan kebutuhan riil pembangunan daerah.
Menurut pengamat kebijakan publik, Budi S Dahlan, keterbatasan APBD menjadi tantangan struktural bagi pemerintah daerah dalam menjalankan roda pembangunan.
“Belanja daerah yang terbatas berpotensi menghambat berbagai program strategis, baik dalam sektor infrastruktur, pendidikan, maupun kesehatan,” ujarnya.
Sebagai kepala daerah, Afirudin Mathara, sebutnya, perlu mengoptimalkan berbagai strategi untuk mengatasi kendala keterbatasan anggaran.
Salah satu pendekatan yang bisa dilakukan adalah peningkatan efisiensi dan efektivitas belanja daerah.
Dalam hal ini, program-program yang kurang berdampak luas perlu dikaji ulang agar anggaran dapat difokuskan pada sektor yang benar-benar menyentuh kepentingan masyarakat.
Bersambung…
Tinggalkan Balasan