Example 650x100

Di utara Pulau Buton, tersembunyi kisah yang terukir dalam batu. Buton Utara Tak Lupa, Sejarahnya Masih Bernyawa

Laporan: Edy Basri

EREKE, ibukota Buton Utara, bukan sekadar titik di peta, melainkan simpul sejarah yang menyatukan jejak masa lalu dengan denyut kehidupan modern.

Example 300x500

Benteng Kalisusu berdiri kokoh di sana, bukan sekadar susunan batu karang, melainkan saksi bisu kegigihan para leluhur dalam menjaga marwah dan martabatnya.

Seperti tameng yang melindungi tubuh dari ancaman, Benteng Kalisusu bukan hanya soal pertahanan fisik, tetapi juga simbol ketahanan budaya.

Dengan panjang dinding mencapai 3.700 meter, benteng ini membentang seperti pelukan kokoh yang menjaga jantung Ereke dari serangan musuh di masa lampau.

Pintu-pintu benteng menjadi gerbang menuju masa lalu, lorong waktu yang mengisahkan betapa tangguhnya peradaban di tanah ini.

Batu gamping dan batu karang yang menyusun benteng ini bukan sekadar material mati, melainkan saksi dari perlawanan terhadap bajak laut dan ancaman luar.

Setiap retakan di dindingnya menyimpan kisah heroik, setiap sudutnya menggemakan langkah para leluhur yang tak gentar menghadapi zaman.

Jika arsitektur bisa berbicara, maka Benteng Kalisusu berbisik tentang pengaruh luar yang diadaptasi dengan kecerdasan lokal.

Modelnya mengingatkan pada benteng-benteng Eropa seperti Fort Rotterdam di Makassar atau Nieuw Victoria di Ambon.

Namun, di tangan masyarakat Buton Utara, benteng ini bukan hanya pertahanan militer, tetapi juga ruang spiritual dan politik.

Di dalamnya, terselip masjid tua, tempat para pemimpin bersumpah setia pada negeri.

Bersambung…