
Buton — Buton masih terjaga dalam keheningan, tapi ada kisah yang membuat udara terasa berat di Desa Manuru, Kecamatan Siotapina.
Seorang anak perempuan, Wa Sarpin, usianya baru 12 tahun, lenyap begitu saja. Hutan yang biasanya menjadi teman bermainnya, kini berubah menjadi labirin tanpa ujung.
Jumat sore itu, 21 Maret 2025, Wa Sarpin terlihat terakhir kali.
Matahari belum sepenuhnya tenggelam, namun bayang-bayang sudah mulai memanjang.
Ia bermain tak jauh dari rumahnya, hanya sekitar 500 meter, tapi siapa sangka langkah kecilnya menuju hutan menjadi langkah terakhir yang diketahui.

Pukul 16.00 WITA adalah waktu terakhir ia terlihat.
Setelah itu, seperti daun kering yang diterbangkan angin, jejaknya hilang begitu saja. Keluarga panik. Masyarakat bergerak.
Tapi hutan Manuru seperti ‘menelan’ gadis kecil itu tanpa meninggalkan petunjuk apa pun.
Laporan kehilangan diterima oleh Comm Centre KPP Kendari pukul 14.22 WITA keesokan harinya.
La Budi, seorang kerabat, menyampaikan kabar yang membuat tim SAR langsung bersiap. Hanya delapan menit berselang, Tim Rescue Pos SAR Baubau diberangkatkan.
Mereka membawa harapan dan peralatan pencarian.
“Jaraknya 79 kilometer dari Pos SAR Baubau,” ungkap Amiruddin, Kepala KPP Kendari.
Ia memastikan tim bergerak cepat, meski medan yang dihadapi bukanlah jalan mulus.
Hutan Manuru bukan sekadar hamparan pohon, tapi juga misteri yang tak mudah dijinakkan.
Sejak saat itu, pencarian menjadi perlombaan melawan waktu. Keluarga, masyarakat setempat, hingga tim SAR bergabung dalam operasi ini.
Namun hingga kini, Wa Sarpin masih menjadi teka-teki yang belum terpecahkan.
Hutan Manuru seperti diam membisu, menyimpan rahasia di balik rimbunnya pepohonan. Apakah ia tersesat?
Atau ada sesuatu yang lebih kelam menunggunya di sana? Pertanyaan-pertanyaan itu menggantung di udara, membuat setiap langkah pencarian terasa seperti menelusuri bayangan di tengah malam.
Masyarakat Dusun Wasabhose terus berharap, meski harapan itu mulai terasa seperti benang tipis yang hampir putus.
Di setiap sudut desa, doa-doa dipanjatkan, memohon agar Wa Sarpin ditemukan dalam keadaan selamat.
Namun hingga kini, hutan tetap bungkam. Dan Wa Sarpin? Ia masih menjadi sosok kecil yang hilang di antara daun-daun yang berguguran dan angin yang berbisik pelan.(*)
Tinggalkan Balasan