
Namun, duka ini lebih dari sekadar urusan keluarga atau komunitas pers. Ini adalah luka bersama.
Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan, bahkan turun tangan langsung. Ia menjanjikan perhatian khusus dan pengawalan penuh dalam penyelidikan kasus ini.
“Kami ingin kasus ini segera terungkap, memberikan kepastian bagi keluarga, masyarakat, dan rekan-rekan jurnalis,” ujar Kapolda dengan nada penuh tekad.
Di sisi lain, Polres Banjarbaru bersama Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel terus bekerja keras.
Mereka mengumpulkan bukti, memeriksa hasil visum, dan menyusun potongan-potongan puzzle yang masih tercecer. Semua berharap bahwa jawaban atas misteri ini segera ditemukan.

Namun, di balik semua itu, ada rasa hampa yang sulit dijelaskan. Seorang teman dekat Juwita mengatakan, “Dia selalu bilang ingin menulis berita yang membuat perubahan. Tapi sekarang dia pergi sebelum sempat melihat perubahan itu terjadi.”
Juwita telah pergi. Tapi kisahnya belum selesai. Pena yang ia tinggalkan kini berpindah ke tangan kita semua—untuk melanjutkan perjuangannya, untuk mencari keadilan atas kepergiannya.
Dan di tengah semua itu, kita hanya bisa berharap: semoga kebenaran segera terungkap, dan nyala kecil bernama Juwita menemukan damainya di tempat yang lebih terang.(*)
Tinggalkan Balasan