
Ibunya, Hj. St. Maryam, adalah orang pertama yang menemukan tubuh putranya bersimbah darah. Leher, bahu, dan tangannya penuh luka tebas. Teriakan paniknya memecah sore itu.
Warga berlarian, mencoba menyelamatkan Wawan, namun semuanya sudah terlambat.
Di RS Nene Mallomo, dokter hanya bisa menggeleng. Wawan dinyatakan meninggal di lokasi kejadian.
Polisi bergerak cepat. Isu perampokan sempat merebak, tapi polisi menepis spekulasi itu. “Tidak ada barang yang hilang. Ini bukan perampokan,” tegas Kasatreskrim Polres Sidrap, AKP Setiawan Sunarto.

Kapolres AKBP Dr. Fantry Taherong menegaskan bahwa penyelidikan dilakukan maksimal. “Kami mengumpulkan bukti, memeriksa saksi, dan akhirnya berhasil menangkap pelaku,” akunya.
Kini, dengan pelaku dalam genggaman hukum, setidaknya ada sedikit ketenangan bagi keluarga korban.
Luka kehilangan masih ada, tapi setidaknya, keadilan sudah ditegakkan. Polisi terus mendalami motif pembunuhan ini.
Kasus ini adalah bukti bahwa kejahatan tidak bisa bersembunyi selamanya. Keberanian dan kerja keras aparat membuktikan bahwa keadilan tetap hidup di negeri ini. (*)
Tinggalkan Balasan