Example 650x100

Bandung — Bandung. Kota yang selalu sibuk, apalagi kalau sudah mendekati Ramadan.
Jalanan mulai ramai, pasar penuh, dan dapur-dapur warga berasap lebih sering dari biasanya.

Semua butuh bahan bakar. Gas melon—begitu orang sering menyebut LPG 3 Kg—jadi barang wajib.

Rabu kemarin, ada tamu penting di Pangkalan LPG 3 Kg Kartika, Jalan Emong.

Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma’ruf datang. Didampingi petinggi Pertamina. Mereka memastikan satu hal: stok aman, harga sesuai aturan.

[related berdasarkan="tag" jumlah="3" judul="Baca Juga:" mulaipos="0"]

Aminuddin bicara santai, tapi tegas. “Harga Eceran Tertinggi di Bandung Rp16.000. Kalau ada yang jual lebih mahal, izinnya bisa dicabut,” katanya.

Example 300x500

Pesan ini jelas. Siapa pun yang coba-coba main harga, risikonya besar.

Tapi bukan cuma soal harga. Stok juga jadi perhatian. Ada sepuluh ribu pangkalan LPG di wilayah Bandung dan Priangan Timur.

Sebuah angka yang membuat napas warga sedikit lega. Ramadan dan Lebaran tinggal hitungan minggu, kebutuhan pasti melonjak.

Eko Kristiawan dari Pertamina Patra Niaga menambahkan, mereka sudah siap. Agen LPG Siaga disiapkan 24 jam di wilayah-wilayah dengan permintaan tinggi.

Ramadan ini, penyaluran diproyeksikan naik 0,9 persen dari rata-rata awal tahun.

Lalu bagaimana dengan masyarakat? Mereka punya peran juga. Jika ada pangkalan nakal yang jual di atas HET, laporkan saja ke Pertamina Call Center 135.

Kata Aminuddin, pengawasan bukan hanya tugas pemerintah atau Pertamina, tapi juga warga.

Ramadan selalu membawa tantangan. Tapi juga solusi. Gas melon mungkin kecil, tapi perannya besar. Di dapur-dapur kecil hingga warung makan pinggir jalan, gas ini jadi nyawa.

Dan kali ini, semua pihak sepakat: stok aman, harga aman. Ramadan pun bisa lebih tenang.

Bandung tetap sibuk hari itu. Tapi ada sedikit rasa lega di udara. Gas melon sudah siap untuk Ramadan.(*)