
Sidrap, katasulsel.com — Lantai dua Cafe Nusantara, Sabtu malam (29/3/2025), mendadak jadi markas dadakan bagi para penegak hukum dan kuli tinta.
Kapolres Sidrap, AKBP Dr. Fantry Taherong, S.H., S.I.K., M.H., beserta Pejabat Utama (PJU) dan Kapolsek se-Sidrap, duduk bareng dengan awak media dalam suasana penuh keakraban.
Dari kubu pers, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Sidrap, Edy Basri, S.H., bersama pengurusnya hadir lengkap.
Tak ketinggalan, Ketua PWI Sidrap Demisioner, Purmadi Muin, S.H., juga ikut nimbrung.
[related berdasarkan="tag" jumlah="3" judul="Baca Juga:" mulaipos="0"]Acara bukber ini ibarat “ngopi bareng” antara polisi dan wartawan, dua profesi yang sering bertemu dalam medan laga informasi.

Dalam sambutannya, Kapolres Fantry melempar senyum sebelum buka suara.
“Maaf baru sempat menggelar acara ini, agenda Safari Ramadhan cukup padat. Saya ikut terus mendampingi Pak Bupati dari awal sampai kemarin,” ujarnya.
Fantry menegaskan bahwa sinergi antara kepolisian dan media bukan sekadar seremonial.
“Tanpa media, apapun yang kami lakukan tidak akan terpublikasi dengan baik oleh masyarakat. Makanya, kami sangat menghargai kerja keras teman-teman jurnalis dalam mengawal program-program Polres Sidrap,” tambahnya.
Di akhir pidatonya, Fantry menegaskan hubungan baiknya dengan kalangan pers sudah terjalin lama.
“Saya ini bukan baru dekat sama wartawan. Sejak jadi Kasat Intelkam di sini, saya sudah bersaudara dengan Pak Ketua IWO dan Ketua PWI Demisioner ini,” katanya sambil tertawa kecil.
Edy Basri, S.H., yang mendapat giliran berbicara, mengamini pentingnya momen seperti ini.
“Bukber bukan cuma soal makan, tapi juga soal silaturahmi. Terlebih, banyak PJU baru di Sidrap, salah satunya Pak Waka Polres. Ini kesempatan untuk saling kenal agar tugas kepolisian dan jurnalis ke depan lebih selaras,” ungkapnya.
Dari balik cangkir kopi dan hidangan takjil, terselip pesan bahwa hubungan antara aparat penegak hukum dan media harus seperti dua sisi mata uang—berbeda, tapi saling melengkapi.
Tugas polisi menegakkan hukum, tugas jurnalis mengawal transparansi.
Ketika adzan Maghrib berkumandang, semua kembali ke inti acara: berbuka puasa, meneguk air, dan menikmati hidangan bersama.
Sebuah malam yang menegaskan bahwa komunikasi yang baik adalah kunci—baik bagi polisi dalam menjaga ketertiban, maupun bagi jurnalis dalam menggali fakta.
Sidrap malam itu tak hanya menjadi saksi pertemuan dua dunia, tapi juga perwujudan sinergi antara pena dan kepolisian, dua alat yang bisa membentuk opini dan kepercayaan publik.(*)
Tinggalkan Balasan