Sidrap, Katasulsel.com — Di saat sorotan publik nasional tertuju ke Majalengka, tempat Presiden Prabowo memulai panen raya nasional, Sidrap bergerak diam-diam. Tapi tidak kecil. Justru besar, masif, dan bernuansa transformatif.
Di Kelurahan Bangkai, Watang Pulu, padi menguning bukan cuma karena waktu tanam yang tepat. Tapi karena semangat kolektif yang dirancang dengan pendekatan multi-stakeholder integrated farming.
Pemandangannya tak biasa: petani bahu membahu, pemangku kebijakan ikut memegang cangkul, dan yang paling tidak lazim—anggota polisi berjaga, bukan di depan kantor, tapi di pematang sawah.
Polisi di Sawah: Sebuah Paradigma Baru
Kapolres Sidrap, Dr Fantry Taherong.,S.H., S.I.K.,M.H, tak datang dengan sirine. Ia datang dengan boots, dan jargon baru: “Keamanan pangan adalah bagian dari keamanan nasional.”
Itulah mengapa polisi turun sawah bukan sekadar gimmick. Ini adalah praktik dari teori community-oriented policing yang dikawinkan dengan prinsip agrarian resilience.
Bersambung…
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan