Example 650x100

Buton Utara, katasulsel.com – Selasa pagi. Langit Butur cerah. Tapi suasana di halaman Kantor Sekretariat Daerah lebih dari sekadar apel.

Pasca Idul Fitri 1446 H, apel perdana itu jadi semacam rapat terbuka. Antara pemimpin dan aparat.

Bupati Buton Utara, Afirudin Mathara, memimpin langsung. Wajahnya tenang. Tapi kata-katanya menusuk.

“Layani pakai hati. Pakai otak juga. Jangan lagi ada pungutan tanpa dasar hukum,” ucapnya, pelan tapi jelas.

Pesannya: tajam. Isinya: peringatan keras.

Example 970x970

Tak ada basa-basi. Tak ada pemanis kata.

Afirudin bicara soal kedisiplinan. Soal birokrasi yang mulai harus disegarkan. Tapi yang paling bikin para ASN terdiam adalah pesannya soal pungli.

Ia tidak menyebut nama. Tapi jelas arahannya.

“Kalau masih ada yang main pungli, silakan WhatsApp saya langsung. Ini nomornya: +62 811-407-500. Jangan main-main,” katanya tanpa ragu.

Ini bukan gertakan. Ini pengawasan terbuka.

Ia bahkan mengingatkan: jangan ada lagi yang bawa-bawa nama Bupati atau Wabup demi kepentingan pribadi. Karena menurutnya, datanya sudah di tangan. Tinggal waktu bicara.

Lebih dalam, ia sorot pola lama yang masih hidup di balik meja pelayanan. Potong hak staf. Main proyek. Jual-jual jabatan.

“Saya tidak mau kepala OPD masih main begitu. Bersih atau bersiap pergi,” tegasnya.

Pesan hari itu bukan hanya formalitas. Tapi kompas. Arah baru pemerintahan Butur yang ingin bersih dan melayani.

Dan Afirudin? Seolah berkata, Lebaran sudah usai. Saatnya kerja jujur. Untuk rakyat, bukan dompet pribadi.

Laporan: Asman Ode