Example 650x100

Sebagai bentuk penghormatan atas jasanya dalam membangun Unhas dan meningkatkan kapasitas pendidikan tinggi di Indonesia timur, nama Prof. Ahmad Amiruddin diabadikan sebagai nama aula utama di Fakultas Kedokteran Unhas: Aula Prof. Amiruddin. Menariknya, meskipun beliau tidak berasal dari disiplin ilmu kedokteran, penghormatan ini diberikan karena perannya yang signifikan dalam pembangunan kampus dan penguatan institusi, termasuk di bidang kesehatan.

Pada 7 Maret 2025, penghargaan atas dedikasi dan kontribusinya kembali dikenang dalam peluncuran buku “A. Amiruddin, Nakhoda dari Timur” edisi revisi, yang diselenggarakan di Hotel Unhas, Kampus Unhas Tamalanrea. Acara ini dihadiri oleh para akademisi, keluarga almarhum, dan tokoh pendidikan. Lexy M. Budiman, inisiator buku tersebut, menekankan pentingnya mengabadikan pemikiran dan warisan intelektual Prof. Ahmad Amiruddin sebagai inspirasi bagi generasi penerus.

Prof. Ahmad Amiruddin wafat pada 21 Maret 2014, di usia 83 tahun. Namun warisannya hidup dan terus tumbuh. Dalam bentuk pemikiran. Dalam bentuk kebijakan. Dalam bentuk nama yang tertulis di aula, tapi terpatri kuat dalam sejarah intelektual bangsa.

Dari Gilireng untuk Indonesia, Ahmad Amiruddin adalah bukti bahwa pemimpin besar tak hanya lahir di pusat kekuasaan, tetapi dari nurani yang tajam, ilmu yang mendalam, dan semangat yang tak pernah padam untuk mengabdi.(moi)