
foto ilustrasi
Pessel, Katasulsel.com — Suasana malam yang semula tenang di Karang Sago, Nagari Sago Salido, tiba-tiba berubah tegang. Hari Selasa, 8 April 2025, pukul 22.30 WIB. Di tengah hiruk-pikuk tempat pencucian mobil, sebuah operasi rahasia digelar.
Targetnya: BF (28), pria yang diduga kuat sebagai pengedar narkotika jenis sabu.
Operasi ini bukan tindakan spontan. Berawal dari laporan masyarakat. Warga resah. Indikasi transaksi narkoba marak. Satuan Reserse Narkoba Polres Pesisir Selatan bergerak. Menyusun skenario. Strategi undercover buy. Metode pembelian terselubung yang berisiko tinggi.
“Informasi dari warga sangat vital. Kami lakukan penyelidikan, lalu menyusun penyamaran,” ujar AKP Hardi Yasmar, Kasat Narkoba Polres Pessel.

Petugas menyamar sebagai pembeli. Komunikasi dibangun. Transaksi diatur. Lokasi disepakati: tempat cuci mobil—lokasi yang tak mencurigakan. Namun malam itu, tempat biasa jadi saksi pembongkaran kejahatan luar biasa.
Begitu BF muncul dengan dua paket sabu, petugas menyergap. Tanpa perlawanan. Barang bukti langsung diamankan: dua paket sabu, satu unit motor Honda BeAT BA 2227 GP, dan ponsel Samsung warna biru.
“Setelah diamankan, pelaku langsung dibawa ke Mapolres untuk diperiksa,” jelas AKP Hardi.
Penyidik kini mendalami jaringan. Dugaan kuat, BF hanya bagian dari rantai distribusi. Kemungkinan besar terkait jaringan terorganisir. Modus operandi-nya rapi. Transaksi berlangsung mobile. Mengandalkan komunikasi digital dan lokasi tidak tetap.
Kasus ini menjadi potret nyata praktik narkotika golongan I—zat adiktif berbahaya dengan risiko tinggi terhadap kesehatan dan ketergantungan. Sesuai UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, pelaku terancam pasal 114 ayat (1) dan pasal 112 ayat (1), dengan ancaman pidana maksimal 20 tahun penjara.
Polisi tegaskan: tidak ada ruang bagi pengedar. Tidak ada kompromi.
“Komitmen kami jelas: zero tolerance terhadap narkoba. Dan kami butuh peran aktif masyarakat,” tegas AKP Hardi.
Operasi ini sekaligus jadi pengingat. Di balik rutinitas biasa, bisa tersembunyi aktivitas kriminal. Tapi dengan kolaborasi warga dan aparat, bahaya itu bisa dicegah. (*)
Tinggalkan Balasan