
Kolaka, katasulsel.com – Kolaka kembali buktikan diri. Tahun 2024, kabupaten ini menempati posisi puncak dalam daftar PDRB ADHB per kapita tertinggi se-Provinsi Sulawesi Tenggara. Angkanya fantastis: Rp153,41 juta/kapita/tahun.
Itu artinya, setiap penduduk Kolaka secara rata-rata menghasilkan nilai ekonomi lebih dari Rp12 juta per bulan. Melebihi kota besar seperti Kendari (Rp80,97 juta) dan wilayah tambang lain seperti Konawe Utara (Rp77,3 juta).
Ekonomi Kolaka: Konsisten Tumbuh, Stabil
Dominasi Kolaka bukan kebetulan. Ini hasil dari economic resilience yang dibangun selama satu dekade terakhir. Didukung sektor tambang, industri pengolahan, dan pertanian yang solid. Kinerja ekspor juga mendongkrak surplus ekonomi daerah.
“Kolaka berhasil menjaga pertumbuhan ekonomi secara stabil. Ini contoh nyata economic governance yang efektif,” ujar salah satu analis pembangunan daerah.
Ini 10 Daerah Terkaya di Sultra versi PDRB per Kapita (2024):
- Kolaka – Rp153,41 juta
- Kolaka Utara – Rp82,7 juta
- Kota Kendari – Rp80,97 juta
- Konawe Utara – Rp77,3 juta
- Konawe – Rp75,7 juta
- Kota Bau-Bau – Rp72,42 juta
- Buton Utara – Rp61,24 juta
- Bombana – Rp56,99 juta
- Konawe Selatan – Rp53,95 juta
- Wakatobi – Rp51,92 juta
Jarak antara Kolaka dan pesaing terdekatnya lebih dari Rp70 juta. Ini membuktikan bahwa daya produksi wilayah ini jauh di atas rata-rata. Dalam istilah ekonomi, kondisi ini disebut sebagai outlier of productivity.

Tapi, Apakah Ini Setara dengan Kesejahteraan?
Belum tentu. Tingginya PDRB per kapita belum otomatis mencerminkan distribusi penghasilan yang adil. Bisa saja dominasi sektor tertentu menyebabkan income concentration. Oleh karena itu, perlu dikaji lebih lanjut melalui indikator gini ratio dan human development index (HDI).
Namun dari sisi ekonomi makro, Kolaka jelas unggul. Tak hanya sebagai penghasil tambang, tetapi juga daerah dengan struktur ekonomi yang relatif seimbang antara sektor primer, sekunder, dan tersier.
Catatan untuk Daerah Lain
Kabupaten seperti Konawe Utara dan Kolaka Utara juga menunjukkan tren positif. Tapi untuk menyamai Kolaka, perlu strategic leap. Bukan hanya dari sisi sektor, tapi juga dari sisi policy reform, tata kelola anggaran, dan pembangunan SDM.
Kolaka bukan hanya tumbuh. Tapi memimpin. Dan kini, jadi tolok ukur baru pembangunan ekonomi di Bumi Anoa.
Tinggalkan Balasan