Konawe Utara, Katasulsel.com – Angka tak pernah bohong. Tahun 2024, Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku (PDRB ADHB) per kapita di Kabupaten Konawe Utara tembus Rp77,3 juta per tahun. Sebuah capaian yang menempatkan daerah ini di posisi lima besar tertinggi se-Provinsi Sulawesi Tenggara.
Namun, di balik angka itu, ada dinamika yang patut dicermati.
Tumbuh, Tapi Melambat
Jika dilihat secara tahunan, grafik pertumbuhan memang naik. Empat tahun berturut-turut, angka per kapita terus menanjak. Tapi jika dirata-rata dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan tahunan (CAGR) hanya di angka 5,67%.
Artinya, secara tren jangka menengah, laju ekonominya melambat. Ini disebut sebagai moderasi pertumbuhan, yakni kondisi ketika ekonomi tetap tumbuh namun kecepatannya menurun.
Kontras terjadi pada 2022. Saat itu, Konawe Utara mencatat lonjakan tertinggi, 10,06%. Tapi dua tahun sebelumnya, di 2020, terjadi kontraksi. Minus 6,13%. Dikenal sebagai shock year, akibat pandemi global COVID-19.
Bersaing Ketat di Sultra, Tapi Belum Tembus 3 Besar
Berikut daftar sepuluh besar kabupaten/kota di Sultra dengan PDRB per kapita tertinggi (2024):
- Kolaka – Rp153,41 juta
- Kolaka Utara – Rp82,7 juta
- Kota Kendari – Rp80,97 juta
- Konawe Utara – Rp77,3 juta
- Konawe – Rp75,7 juta
- Kota Bau-Bau – Rp72,42 juta
- Buton Utara – Rp61,24 juta
- Bombana – Rp56,99 juta
- Konawe Selatan – Rp53,95 juta
- Wakatobi – Rp51,92 juta
Peringkat empat di Sultra. Tapi saat dikelompokkan per pulau, Konawe Utara hanya menempati urutan ke-14. Ini menunjukkan bahwa meski ada kemajuan, distribusi kekayaan belum merata jika dilihat dari perspektif kawasan.
Apa Artinya?
PDRB per kapita adalah indikator rata-rata produksi barang dan jasa per individu. Semakin tinggi, semakin menunjukkan daya produksi dan potensi kesejahteraan warga.
Namun, tingginya angka ini belum tentu menunjukkan kemakmuran merata. Bisa saja terjadi income disparity – ketimpangan distribusi penghasilan.
Solusinya?
Perlu pendekatan inclusive growth dan spatial equity. Ekonomi harus ditumbuhkan bukan hanya dari sektor pertambangan atau perkebunan skala besar, tapi juga lewat penguatan UMKM, pertanian rakyat, dan investasi di sektor produktif berbasis lokal.
Konawe Utara tumbuh. Tapi sekarang saatnya memastikan pertumbuhan itu dirasakan semua warga.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan