
“Di lapangan, kita juga masih sering menemui banyak kendala, salah satunya minimnya knowledge and skill dalam menghimpun bahan,” tegas Edy Basri, Ketua IWO Sidrap dan Pemimpin Redaksi Katasulsel.com.
Edy menekankan pentingnya pelatihan jurnalistik berkelanjutan bagi wartawan lokal. “Makanya, kami di IWO Sidrap itu akan menggelar diklat jurnalistik khusus internal IWO, kami ingin membentuk jurnalis yang tidak hanya paham teknis menulis, tapi juga menjunjung tinggi attitude,” ujarnya.
Menurut Dewan Pers, hanya sekitar 30% media lokal di Indonesia yang telah terverifikasi administrasi dan faktual. Hal ini menunjukkan masih banyak media yang belum memenuhi standar profesionalisme.
Peran Komunitas dan Kolaborasi
Jurnalisme lokal di Sidrap mendapat dukungan kuat dari komunitas. Kelompok masyarakat sipil, organisasi pemuda, dan bahkan institusi pendidikan mulai memahami pentingnya media dalam menyuarakan isu-isu lokal.
“Kami sering bekerja sama dengan media untuk mengangkat isu pertanian berkelanjutan dan pendidikan. Media lokal sangat membantu kami menjangkau masyarakat pedesaan,” kata Riswan, aktivis tani di Sidrap.

Kolaborasi juga tercermin dalam sinergi antara media dengan pemerintah daerah. Meski relasi ini kadang menimbulkan dilema independensi, namun banyak jurnalis lokal tetap berusaha menjaga jarak kritis.
“Kami sadar pentingnya menjaga hubungan baik dengan pemerintah. Tapi tugas kami tetap mengawasi dan mengkritik jika perlu,” ujar Awis, wartawan muda dari katasulsel.com.
Lanjut…
Tinggalkan Balasan