Gowa, katasulsel.com — Tiga dokter berinisial YA, WI, dan AF nyaris celaka saat hendak berwisata ke Malino. Gara-gara mengikuti jalur alternatif yang disarankan Google Maps, mereka justru tersesat dan terjebak banjir di Desa Belapungranga, Kecamatan Parangloe, Rabu (9/4), pukul 18.30 Wita.
Peristiwa ini menambah daftar kasus navigation-induced incidents — insiden yang dipicu ketergantungan penuh pada sistem navigasi digital.
“Karena macet ke Malino, mereka cari jalur lain lewat Google Maps. Eh, malah diarahkan ke jalan buntu,” ungkap Fajri Mursalim, Tim Basarnas Makassar.
Banjir dari sungai sekitar memperparah situasi. Tiga dokter harus menunggu di tempat aman, hingga akhirnya bertemu dua warga lokal yang juga tertahan arus.
Situasi itu menciptakan kondisi survivor cluster — kelompok korban yang berkumpul menunggu bantuan. Untungnya, sinyal telekomunikasi masih stabil. Koordinat lokasi berhasil dikirim langsung ke Basarnas.
“Evakuasi cepat karena mereka langsung kirim titik koordinat,” jelas Fajri.
Kasus ini jadi peringatan penting soal blind trust pada teknologi. Dalam ilmu disaster risk reduction, ini dikenal sebagai digital navigation dependency risk.
Ahli kebencanaan menyarankan, kombinasi teknologi + pengetahuan lokal harus jadi standar setiap perjalanan, apalagi di daerah rawan cuaca ekstrem dan minim infrastruktur. (*)
Tinggalkan Balasan