
Luas lahan sawah di Pinrang tak main-main. Mencapai 51.124,38 hektare. Didominasi sawah irigasi sebanyak 44.165,47 hektare. Produksi padi melimpah. Tapi sistem penyerapan seperti kehilangan arah mata angin. Gudang tidak jelas. Armada tak muncul. Petani seperti dibiarkan menebak-nebak, berharap pada sistem yang tak menyentuh.
Ketua PP-KPMP, Anmar, ikut bicara lantang. Ia tak ingin Bulog cuma sigap di atas kertas. Ia menegaskan bahwa Bulog harus lebih dari sekadar institusi penyerap. Harus jadi mitra aktif petani. Harus hadir sampai desa. “Armada angkut harus siap, gudang jangan sampai penuh, dan sistem penyerapan harus masuk sampai desa-desa. Jangan cuma semangat di atas kertas,” tegasnya.
Ia mendorong Bulog memperluas jaringan mitra. Jangan sampai kewalahan setiap musim panen. Jangan sampai petani dibuat frustrasi. Karena di balik tumpukan gabah itu, ada keringat. Ada harapan. Ada keluarga yang menanti hasil.
Petani kecewa. Panen raya yang seharusnya jadi pesta, justru berubah jadi musim panen keluhan. Dan kalau kondisi ini dibiarkan, bukan cuma gabah yang rusak. Tapi kepercayaan petani juga bisa hancur. Padahal, kalau petani mundur, siapa yang mau menanam?
Tinggalkan Balasan