Danau Sidenreng Bergairah Lagi, Bupati Sidrap Tebar Ratusan Ribu Benih Ikan

Danau Sidenreng Bergairah Lagi, Bupati Sidrap Tebar Ratusan Ribu Benih Ikan

Sidrap, katasulsel.com — Danau Sidenreng tak lagi sepi. Permukaannya kembali beriak, kali ini bukan oleh perahu-perahu nelayan semata, melainkan oleh harapan baru yang ditebar dalam bentuk 286 ribu ekor benih ikan nila dan emas, Selasa, 6 Mei 2025.

Langkah strategis itu dipimpin langsung oleh Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, sebagai bentuk komitmen menjaga keberlanjutan perairan dan memperkuat sektor pangan lokal. Dua titik menjadi lokasi utama restocking: Kelurahan Wettee, Kecamatan Panca Lautang, dan Teteaji, Kecamatan Tellu Limpoe.

“Restocking ini bukan hanya soal perikanan. Ini tentang ketahanan pangan dan masa depan para nelayan di sekitar Danau Sidenreng,” tegas Syaharuddin dalam sambutannya.

Ia menyebutkan, jumlah benih yang ditebar tahun ini naik drastis dibanding dua tahun lalu yang hanya mencapai sekitar 20 ribu ekor. Ini menunjukkan arah pembangunan sektor perikanan yang semakin progresif.

Dari total benih tersebut, 173 ribu ekor dilepas di Wettee, dengan rincian 143 ribu ikan nila dan 30 ribu ikan emas. Sedangkan 113 ribu ekor lainnya ditebar di Teteaji, terdiri dari 89 ribu ikan nila dan 24 ribu ikan emas.

Langkah ini tidak berhenti di dua lokasi saja. Kabid Perikanan Dinas Pertanian dan Perikanan Sidrap, Muh. Irsul Z, SP, memastikan restocking akan berlanjut ke wilayah lainnya.

“Desa Mojong akan menerima 188 ribu ekor, dan Lagading, Pitu Riase, sebanyak 68.226 ekor. Total keseluruhan benih ikan yang ditebar tahun ini mencapai 560.226 ekor,” ujarnya.

Selain sebagai upaya peningkatan produktivitas perikanan tangkap, kegiatan ini juga ditujukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem perairan Danau Sidenreng, yang selama ini menjadi sumber penghidupan ratusan nelayan lokal.

banner 300x600

Bupati pun mengajak masyarakat agar turut serta menjaga dan merawat danau, sebagai warisan ekologis dan sumber ekonomi berkelanjutan.

Di tengah isu krisis pangan dan menurunnya kualitas ekosistem air tawar di berbagai wilayah, langkah Sidrap ini bisa menjadi contoh konkret: bahwa membangun daerah tak melulu soal infrastruktur megah, tapi juga tentang menyentuh akar kehidupan masyarakat — seperti air dan ikan di danau.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup